25.5 C
Jember
Saturday, 10 June 2023

Puting Beliung Makin Sering

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Memasuki musim hujan, bencana hidrometeorologi makin sering terjadi di Bondowoso, khususnya angin puting beliung. Bencana alam satu ini memang berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada. Tak jarang puting beliung menyebabkan pohon roboh hingga rumah warga rusak parah.

Larang Cari Ikan di Hulu Bendungan Sampean Baru Bondowoso

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, puting beliung yang menimbulkan kerusakan cukup parah setidaknya sudah tiga kali terjadi. Pertama, di sekitar Desa Tanggul Angin, Desa Mandiro, Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegal Ampel. Selain menumbangkan puluhan pohon, sejumlah bangunan milik warga harus rusak parah. Para warga juga mengalami luka-luka. Bahkan ada yang harus dilarikan ke rumah sakit.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kejadian kedua terjadi di Desa Ambulu, Kecamatan Wringin. Belasan rumah milik warga rusak parah, serta dua rumpun bambu tumbang akibat diterjang angin puting beliung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, meski kerugian materiil tidak terhindarkan.

Terbaru, angin puting beliung juga terjadi di empat kecamatan sekaligus. Di antaranya Kecamatan Sumberwringin, Kecamatan Tenggarang, Kecamatan Pujer, dan Kecamatan Tlogosari. Puluhan rumah warga mengalami rusak ringan dan parah. Puluhan pohon juga tumbang. Bahkan, ada yang menimpa tiang listrik dan rumah warga.

Menanggapi hal itu, Kalaksa BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan evakuasi jika terjadi hal tidak diinginkan. Sembari terus memberikan imbauan kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.

Selain itu, Dadan menjelaskan, beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika terjadi bencana hidrometeorologi. Di antaranya tidak berlindung di dataran luas. Sebab, ketika terjadi hujan lebat dan angin kencang, tubuh dapat terbawa angin. “Bahkan tersambar petir, apabila terjadi hujan disertai petir,” tegasnya.

Serta berlindung dalam bangunan yang kokoh, saat terjadi hujan dan angin kencang. Karena bangunan tersebut akan sulit dirobohkan, maka dianggap menjadi tempat aman untuk berlindung. “Hindari pohon ataupun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh,” pungkasnya.

Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Memasuki musim hujan, bencana hidrometeorologi makin sering terjadi di Bondowoso, khususnya angin puting beliung. Bencana alam satu ini memang berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada. Tak jarang puting beliung menyebabkan pohon roboh hingga rumah warga rusak parah.

Larang Cari Ikan di Hulu Bendungan Sampean Baru Bondowoso

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, puting beliung yang menimbulkan kerusakan cukup parah setidaknya sudah tiga kali terjadi. Pertama, di sekitar Desa Tanggul Angin, Desa Mandiro, Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegal Ampel. Selain menumbangkan puluhan pohon, sejumlah bangunan milik warga harus rusak parah. Para warga juga mengalami luka-luka. Bahkan ada yang harus dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian kedua terjadi di Desa Ambulu, Kecamatan Wringin. Belasan rumah milik warga rusak parah, serta dua rumpun bambu tumbang akibat diterjang angin puting beliung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, meski kerugian materiil tidak terhindarkan.

Terbaru, angin puting beliung juga terjadi di empat kecamatan sekaligus. Di antaranya Kecamatan Sumberwringin, Kecamatan Tenggarang, Kecamatan Pujer, dan Kecamatan Tlogosari. Puluhan rumah warga mengalami rusak ringan dan parah. Puluhan pohon juga tumbang. Bahkan, ada yang menimpa tiang listrik dan rumah warga.

Menanggapi hal itu, Kalaksa BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan evakuasi jika terjadi hal tidak diinginkan. Sembari terus memberikan imbauan kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.

Selain itu, Dadan menjelaskan, beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika terjadi bencana hidrometeorologi. Di antaranya tidak berlindung di dataran luas. Sebab, ketika terjadi hujan lebat dan angin kencang, tubuh dapat terbawa angin. “Bahkan tersambar petir, apabila terjadi hujan disertai petir,” tegasnya.

Serta berlindung dalam bangunan yang kokoh, saat terjadi hujan dan angin kencang. Karena bangunan tersebut akan sulit dirobohkan, maka dianggap menjadi tempat aman untuk berlindung. “Hindari pohon ataupun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh,” pungkasnya.

Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Hafid Asnan

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Memasuki musim hujan, bencana hidrometeorologi makin sering terjadi di Bondowoso, khususnya angin puting beliung. Bencana alam satu ini memang berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada. Tak jarang puting beliung menyebabkan pohon roboh hingga rumah warga rusak parah.

Larang Cari Ikan di Hulu Bendungan Sampean Baru Bondowoso

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, puting beliung yang menimbulkan kerusakan cukup parah setidaknya sudah tiga kali terjadi. Pertama, di sekitar Desa Tanggul Angin, Desa Mandiro, Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegal Ampel. Selain menumbangkan puluhan pohon, sejumlah bangunan milik warga harus rusak parah. Para warga juga mengalami luka-luka. Bahkan ada yang harus dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian kedua terjadi di Desa Ambulu, Kecamatan Wringin. Belasan rumah milik warga rusak parah, serta dua rumpun bambu tumbang akibat diterjang angin puting beliung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, meski kerugian materiil tidak terhindarkan.

Terbaru, angin puting beliung juga terjadi di empat kecamatan sekaligus. Di antaranya Kecamatan Sumberwringin, Kecamatan Tenggarang, Kecamatan Pujer, dan Kecamatan Tlogosari. Puluhan rumah warga mengalami rusak ringan dan parah. Puluhan pohon juga tumbang. Bahkan, ada yang menimpa tiang listrik dan rumah warga.

Menanggapi hal itu, Kalaksa BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan evakuasi jika terjadi hal tidak diinginkan. Sembari terus memberikan imbauan kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.

Selain itu, Dadan menjelaskan, beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika terjadi bencana hidrometeorologi. Di antaranya tidak berlindung di dataran luas. Sebab, ketika terjadi hujan lebat dan angin kencang, tubuh dapat terbawa angin. “Bahkan tersambar petir, apabila terjadi hujan disertai petir,” tegasnya.

Serta berlindung dalam bangunan yang kokoh, saat terjadi hujan dan angin kencang. Karena bangunan tersebut akan sulit dirobohkan, maka dianggap menjadi tempat aman untuk berlindung. “Hindari pohon ataupun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh,” pungkasnya.

Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca