24.9 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Harga Jual Tembakau Anjlok, Ini Alasannya

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Musim kemarau basah yang dalam beberapa pekan terakhir melanda Bondowoso dan sekitarnya berdampak pada penjualan tembakau. Para petani tembakau pun menjerit. Imbasnya, harga jualnya pun mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Penurunan harga jual itu mencapai Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogramnya. Anjas, salah seorang petani tembakau dari Dusun Bunder, Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, ini mengaku bahwa penurunan harga disebabkan kualitas tembakau tahun ini berbeda dengan tahun lalu. “Sekarang kelir (warna, Red) tembakau kurang bagus, jadi harga jualnya turun,” kata Anjas.

Menurut dia, harga jual tembakau saat ini berkisar Rp 30–32 ribu per kilogram. “Puncak harga hanya Rp 37 ribu. Padahal, tahun kemarin harga bisa mencapai Rp 40 ribu per kilogram,” imbuh Anjas.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kendati demikian, dengan harga itu, Anjas mengaku masih meraup untung. Sebab, biaya produksi diperkirakan Rp 25 ribu per kilogram. “Tapi, waktu mendung beberapa waktu lalu, harga jual anjlok. Antara Rp 14 ribu sampai Rp 20 ribu. Jadi, waktu itu rugi,” lanjut dia.

Anjas sendiri menanam tembakau pada lahan seluas 3 ribu meter persegi. Dari lahan tersebut, dirinya dapat menghasilkan maksimal 70 kilogram tembakau kering. “Untungnya, itu tanah sendiri. Kalau tanah sewa, saya bakal rugi,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Musim kemarau basah yang dalam beberapa pekan terakhir melanda Bondowoso dan sekitarnya berdampak pada penjualan tembakau. Para petani tembakau pun menjerit. Imbasnya, harga jualnya pun mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Penurunan harga jual itu mencapai Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogramnya. Anjas, salah seorang petani tembakau dari Dusun Bunder, Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, ini mengaku bahwa penurunan harga disebabkan kualitas tembakau tahun ini berbeda dengan tahun lalu. “Sekarang kelir (warna, Red) tembakau kurang bagus, jadi harga jualnya turun,” kata Anjas.

Menurut dia, harga jual tembakau saat ini berkisar Rp 30–32 ribu per kilogram. “Puncak harga hanya Rp 37 ribu. Padahal, tahun kemarin harga bisa mencapai Rp 40 ribu per kilogram,” imbuh Anjas.

Kendati demikian, dengan harga itu, Anjas mengaku masih meraup untung. Sebab, biaya produksi diperkirakan Rp 25 ribu per kilogram. “Tapi, waktu mendung beberapa waktu lalu, harga jual anjlok. Antara Rp 14 ribu sampai Rp 20 ribu. Jadi, waktu itu rugi,” lanjut dia.

Anjas sendiri menanam tembakau pada lahan seluas 3 ribu meter persegi. Dari lahan tersebut, dirinya dapat menghasilkan maksimal 70 kilogram tembakau kering. “Untungnya, itu tanah sendiri. Kalau tanah sewa, saya bakal rugi,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Musim kemarau basah yang dalam beberapa pekan terakhir melanda Bondowoso dan sekitarnya berdampak pada penjualan tembakau. Para petani tembakau pun menjerit. Imbasnya, harga jualnya pun mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Penurunan harga jual itu mencapai Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogramnya. Anjas, salah seorang petani tembakau dari Dusun Bunder, Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, ini mengaku bahwa penurunan harga disebabkan kualitas tembakau tahun ini berbeda dengan tahun lalu. “Sekarang kelir (warna, Red) tembakau kurang bagus, jadi harga jualnya turun,” kata Anjas.

Menurut dia, harga jual tembakau saat ini berkisar Rp 30–32 ribu per kilogram. “Puncak harga hanya Rp 37 ribu. Padahal, tahun kemarin harga bisa mencapai Rp 40 ribu per kilogram,” imbuh Anjas.

Kendati demikian, dengan harga itu, Anjas mengaku masih meraup untung. Sebab, biaya produksi diperkirakan Rp 25 ribu per kilogram. “Tapi, waktu mendung beberapa waktu lalu, harga jual anjlok. Antara Rp 14 ribu sampai Rp 20 ribu. Jadi, waktu itu rugi,” lanjut dia.

Anjas sendiri menanam tembakau pada lahan seluas 3 ribu meter persegi. Dari lahan tersebut, dirinya dapat menghasilkan maksimal 70 kilogram tembakau kering. “Untungnya, itu tanah sendiri. Kalau tanah sewa, saya bakal rugi,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca