BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dua Singo Ulung dengan lihai menari di ketinggian 1.600 mdpl puncak Megasari, pagi itu. Titik ini merupakan dinding kaldera Ijen Purba. Duo Singo Ulung tersebut menyuguhkan atraksi menarik. Memikat perhatian banyak pasang mata. Seakan mereka menari di atas awan.
Ditambah pemandangan background-nya adalah Pegunungan Ijen, gumpalan awan, hutan, dan hamparan perkebunan kopi. Sajian itu berasa asyik karena disuguhkan ketika matahari terbit. Suasananya semakin membuat decak kagum penonton yang menyaksikan duo Singo Ulung itu berlenggak-lenggok.
Singa berwarna putih dengan wajah garang itu tampil dalam event Ijen Geopark Run Exhibition, beberapa hari lalu. Singa putih yang diperankan oleh dua pelakon itu beratraksi di hadapan para pelari sebelum start.
Tak sedikit peserta yang mengabadikan tiap atraksi singa putih tersebut. Bahkan, beberapa pelari nasional yang berasal dari Jakarta, Makassar, ataupun Bandung, sengaja berswafoto ria dengan duo Singo Ulung itu. “Kami sengaja menampilkan Singo Ulung dalam pelepasan para pelari. Tujuannya untuk mengenalkan khasanah budaya tarian Bondowoso,” beber Retno Wulandari, Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso.
Pihaknya sekaligus ingin mengenalkan salah satu tarian yang masuk dalam culture site atau situs budaya Ijen Geopark yang diajukan ke UNESCO. Situs budaya itu di antaranya struktur Gua Butha Sumber Canting, struktur Gua Butha Cermee, situs megalitikum Maskuning Kulon, tari Petik Kopi, dan Singo Ulung.
Sementara itu, pergelaran seni tari khas Bondowoso menjadi suguhan yang memikat banyak mata. “Sangat bagus untuk dikenalkan kepada masyarakat luas. Apalagi kalau tarian itu memiliki arti khusus,” ujar Santih Gunawan, salah seorang pelari.
Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda