24.9 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Kekerasan Anak Makin Marak, Pemerintah Bondowoso Harap Semua Ubah Mindset

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kasus kekerasan hingga pelecehan pada anak masih banyak dijumpai di Kabupaten Bondowoso. Hal tersebut tentu membutuhkan perhatian serta peran aktif seluruh pihak terkait. Baik dari organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kabupaten Bondowoso maupun organisasi kemasyarakatan lainnya. Berbagai upaya harus terus dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi pada waktu mendatang.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Bondowoso Anisatul Hamidah menuturkan, saat ini kasus kekerasan seksual pada anak memang masih banyak dijumpai. Oleh sebab itu, dia berharap mulai ada pemikiran atau mindset bahwa anak harus dilindungi dan anak juga harus mendapatkan hak-hak mereka. “Dua hal itu memang mudah diucapkan, tapi tidak mudah dipraktikkan,” katanya.

Menurut perempuan yang akrab disapa Anis ini, pada kenyataannya tindak kekerasan yang dialami oleh anak masih dijumpai. Mirisnya, dari kasus itu, pelakunya rata-rata masih orang dekat korban. Selain itu, dia juga menuturkan, perilaku pelecehan seksual tidak hanya berdasarkan pada pakaian wanita atau anak-anak.

Mobile_AP_Rectangle 2

Anis juga menjelaskan, anak-anak harus tetap mendapatkan hak dasar mereka. Seperti hak perlindungan, hak kenyamanan, hak pendidikan, dan berbagai hak lainnya. Untuk memenuhi hak itu, pihaknya mengungkapkan sudah membentuk tim Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos), yang bertugas memberikan pendampingan kepada anak, khususnya yang menjadi korban kekerasan seksual. “Terutama pendampingan psikososialnya,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terkait kejahatan seksual di Indonesia yang terjadi di pondok pesantren, Anis mengaku akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat. Walaupun demikian, pihaknya menegaskan tidak semua kejahatan seksual terjadi di pondok. “Tapi, kejadian itu (kekerasan seksual, Red) memang sudah merata. Baik di pesantren ataupun di luar pesantren,” katanya.

Lebih lanjut, Anis juga menegaskan akan terus bersinergi dengan pilar sosial atau organisasi kemasyarakatan yang ada di Bondowoso, seperti organisasi keagamaan dan sebagainya. Mengingat, pemerintah tidak bisa sendirian. Terlebih, pemerintah juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan dana yang terbatas. “Pemerintah itu harus hadir di seluruh persoalan masyarakat. Tapi, pemerintah tidak bisa sendiri,” bebernya.

Bahkan, untuk mencegah kekerasan pada anak di sekolah, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada para siswa yang ada di sekolah. “Kegiatan strategis, sepanjang bisa kita lakukan, ya, harus kita lakukan dengan maksimal,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kasus kekerasan hingga pelecehan pada anak masih banyak dijumpai di Kabupaten Bondowoso. Hal tersebut tentu membutuhkan perhatian serta peran aktif seluruh pihak terkait. Baik dari organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kabupaten Bondowoso maupun organisasi kemasyarakatan lainnya. Berbagai upaya harus terus dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi pada waktu mendatang.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Bondowoso Anisatul Hamidah menuturkan, saat ini kasus kekerasan seksual pada anak memang masih banyak dijumpai. Oleh sebab itu, dia berharap mulai ada pemikiran atau mindset bahwa anak harus dilindungi dan anak juga harus mendapatkan hak-hak mereka. “Dua hal itu memang mudah diucapkan, tapi tidak mudah dipraktikkan,” katanya.

Menurut perempuan yang akrab disapa Anis ini, pada kenyataannya tindak kekerasan yang dialami oleh anak masih dijumpai. Mirisnya, dari kasus itu, pelakunya rata-rata masih orang dekat korban. Selain itu, dia juga menuturkan, perilaku pelecehan seksual tidak hanya berdasarkan pada pakaian wanita atau anak-anak.

Anis juga menjelaskan, anak-anak harus tetap mendapatkan hak dasar mereka. Seperti hak perlindungan, hak kenyamanan, hak pendidikan, dan berbagai hak lainnya. Untuk memenuhi hak itu, pihaknya mengungkapkan sudah membentuk tim Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos), yang bertugas memberikan pendampingan kepada anak, khususnya yang menjadi korban kekerasan seksual. “Terutama pendampingan psikososialnya,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terkait kejahatan seksual di Indonesia yang terjadi di pondok pesantren, Anis mengaku akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat. Walaupun demikian, pihaknya menegaskan tidak semua kejahatan seksual terjadi di pondok. “Tapi, kejadian itu (kekerasan seksual, Red) memang sudah merata. Baik di pesantren ataupun di luar pesantren,” katanya.

Lebih lanjut, Anis juga menegaskan akan terus bersinergi dengan pilar sosial atau organisasi kemasyarakatan yang ada di Bondowoso, seperti organisasi keagamaan dan sebagainya. Mengingat, pemerintah tidak bisa sendirian. Terlebih, pemerintah juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan dana yang terbatas. “Pemerintah itu harus hadir di seluruh persoalan masyarakat. Tapi, pemerintah tidak bisa sendiri,” bebernya.

Bahkan, untuk mencegah kekerasan pada anak di sekolah, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada para siswa yang ada di sekolah. “Kegiatan strategis, sepanjang bisa kita lakukan, ya, harus kita lakukan dengan maksimal,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kasus kekerasan hingga pelecehan pada anak masih banyak dijumpai di Kabupaten Bondowoso. Hal tersebut tentu membutuhkan perhatian serta peran aktif seluruh pihak terkait. Baik dari organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kabupaten Bondowoso maupun organisasi kemasyarakatan lainnya. Berbagai upaya harus terus dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi pada waktu mendatang.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Bondowoso Anisatul Hamidah menuturkan, saat ini kasus kekerasan seksual pada anak memang masih banyak dijumpai. Oleh sebab itu, dia berharap mulai ada pemikiran atau mindset bahwa anak harus dilindungi dan anak juga harus mendapatkan hak-hak mereka. “Dua hal itu memang mudah diucapkan, tapi tidak mudah dipraktikkan,” katanya.

Menurut perempuan yang akrab disapa Anis ini, pada kenyataannya tindak kekerasan yang dialami oleh anak masih dijumpai. Mirisnya, dari kasus itu, pelakunya rata-rata masih orang dekat korban. Selain itu, dia juga menuturkan, perilaku pelecehan seksual tidak hanya berdasarkan pada pakaian wanita atau anak-anak.

Anis juga menjelaskan, anak-anak harus tetap mendapatkan hak dasar mereka. Seperti hak perlindungan, hak kenyamanan, hak pendidikan, dan berbagai hak lainnya. Untuk memenuhi hak itu, pihaknya mengungkapkan sudah membentuk tim Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos), yang bertugas memberikan pendampingan kepada anak, khususnya yang menjadi korban kekerasan seksual. “Terutama pendampingan psikososialnya,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terkait kejahatan seksual di Indonesia yang terjadi di pondok pesantren, Anis mengaku akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat. Walaupun demikian, pihaknya menegaskan tidak semua kejahatan seksual terjadi di pondok. “Tapi, kejadian itu (kekerasan seksual, Red) memang sudah merata. Baik di pesantren ataupun di luar pesantren,” katanya.

Lebih lanjut, Anis juga menegaskan akan terus bersinergi dengan pilar sosial atau organisasi kemasyarakatan yang ada di Bondowoso, seperti organisasi keagamaan dan sebagainya. Mengingat, pemerintah tidak bisa sendirian. Terlebih, pemerintah juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan dana yang terbatas. “Pemerintah itu harus hadir di seluruh persoalan masyarakat. Tapi, pemerintah tidak bisa sendiri,” bebernya.

Bahkan, untuk mencegah kekerasan pada anak di sekolah, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada para siswa yang ada di sekolah. “Kegiatan strategis, sepanjang bisa kita lakukan, ya, harus kita lakukan dengan maksimal,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca