BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sejak akhir Mei, buah kopi di kebun sudah mulai bisa dipanen. Para petani kopi pun mulai memanen buah kopi langsung dari perkebunan. Bahkan, kini rata-rata mereka sudah mulai menjemur biji kopi untuk diproses lebih lanjut.
Buah kopi dari tangan petani bisa mereka olah sendiri, ataupun dijual langsung kepada pengepul. Atau orang yang membeli buah kopinya saja, namun diproses sendiri. Seperti yang dilakukan Okta Kurniawan, salah seorang pegiat kopi di Kecamatan Sumberwringin.
Okta lebih banyak mengambil buah kopi langsung dari petani. Kemudian memprosesnya secara mandiri di rumahnya. “Buah kopi saya beli dari petani, lalu saya proses sendiri. Baik itu proses secara natural atau dibuat honey,” jelas pria yang akrab disapa Cadas ini.
Dengan proses natural, rasa kopinya memang lebih alami. Sedangkan bila diproses honey, memaksimalkan kandungan madu yang ada di buah kopi. “Pengemasan dan pemasarannya saya juga mandiri. Ke kafe-kafe di Bondowoso, atau bahkan luar kota. Seperti Bali, Bandung, Malang, Tasikmalaya, juga pernah ke Eropa,” jelas Okta ketika ditemui langsung di kediamannya, saat menjemur biji kopi.
Proses penjemuran buah kopi pun ditaruh di nampan kawat. Dengan jarak kurang lebih 25 cm di atas tanah. Sehari bisa dijemur tiga hingga empat jam saja. “Kalau menjemur proses natural bisa 10 sampai 15 hari hingga kering. Setelah proses jemur, baru disimpan di gudang sekitar satu bulanan. Setelah itu, proses selep memecah biji kopi dari kulit luarnya,” lanjut Okta.
Jenis biji kopi pun ada macamnya. Ada green bean, yellow caturra, serta orange bourbon. “Setelah disimpan di gudang, green bean biji kopi siap sangrai. Dan tergantung kebutuhan memasarkan. Kebanyakan saya juga jual green bean ke kafe-kafe. Karena kopi itu banyak tujuannya dijadikan apa. Mau dibuat blend, espresso, v60 atau bubuk biasa,” bebernya.
Di sisi lain, dukungan pemkab setempat terhadap komoditas unggulan memang sangat berperan penting. Bagaimana cara pemkab mempromosikan dan menarik investor agar berminat dengan potensi SDA yang ada. Salah satunya yakni kopi.
“Pemberdayaan kopi dari pemkab sangatlah penting. Tidak bisa berjalan sendiri. Ada sebutan dari hulu ke hilir. Itu saling melengkapi. Jadi, memang butuh peran serta pemerintah,” kata Okta.
Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda