23.2 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Diusir Petugas ya Pindah Tempat

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mencari nafkah di jalanan menjadi pekerjaan Hasan. Dia penjual jagung rebus yang sering mangkal di sekitar Alun-Alun RBA KI Ronggo. Jualannya selalu berpindah-pindah. Bahkan, di tempat-tempat tertentu dia sering dilarang berjualan. Akhirnya pindah ke tempat lain.

Bagi Hasan, ketika diusir, maka harus pindah tempat. Sebab, petugas menjalankan kewajibannya. Begitu pun dirinya. Hal itu dijalaninya dengan sabar dan penuh harapan. Apalagi hasil jualan tersebut merupakan penghasilan satu-satunya untuk mencukupi kehidupan keluarganya di rumah.

Cara pria ini berjualan cukup unik. Kalau biasanya setelah dikukus penjual lainnya menggunakan kompor untuk tetap menjaga agar jagung tetap panas. Pria ini hanya cukup menggunakan plastik saja. Setelah jagung direbus, lalu dimasukkan ke dalam plastik tersebut dan ditutup rapat. Sehingga panas dari jagung tetap terjaga meskipun dalam waktu beberapa jam setelah direbus.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dalam pembuatannya, ia tidak mencampurkan bahan apa pun ketika jagung direbus. Rasa yang dihasilkan dari jagung rebus miliknya murni dari rasa alami jagung yang dibelinya dari petani. “Setiap jagung itu memiliki rasa sendiri. Kalau yang ini manis dan rasa gurihnya memang dihasilkan dari hasil rebusannya itu,” jelasnya.

Harga jagung yang dijualnya bervariasi. Untuk jagung yang berukuran kecil, satu jagung hanya dihargai seribu rupiah. Kalau untuk ukuran jagung yang lebih besar, biasanya dijual dengan harga Rp 5 ribu dapat tiga buah. “Kadang ada yang beli lima ribu saya kasih enam yang kecil itu. Kasihan soalnya,” katanya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mencari nafkah di jalanan menjadi pekerjaan Hasan. Dia penjual jagung rebus yang sering mangkal di sekitar Alun-Alun RBA KI Ronggo. Jualannya selalu berpindah-pindah. Bahkan, di tempat-tempat tertentu dia sering dilarang berjualan. Akhirnya pindah ke tempat lain.

Bagi Hasan, ketika diusir, maka harus pindah tempat. Sebab, petugas menjalankan kewajibannya. Begitu pun dirinya. Hal itu dijalaninya dengan sabar dan penuh harapan. Apalagi hasil jualan tersebut merupakan penghasilan satu-satunya untuk mencukupi kehidupan keluarganya di rumah.

Cara pria ini berjualan cukup unik. Kalau biasanya setelah dikukus penjual lainnya menggunakan kompor untuk tetap menjaga agar jagung tetap panas. Pria ini hanya cukup menggunakan plastik saja. Setelah jagung direbus, lalu dimasukkan ke dalam plastik tersebut dan ditutup rapat. Sehingga panas dari jagung tetap terjaga meskipun dalam waktu beberapa jam setelah direbus.

Dalam pembuatannya, ia tidak mencampurkan bahan apa pun ketika jagung direbus. Rasa yang dihasilkan dari jagung rebus miliknya murni dari rasa alami jagung yang dibelinya dari petani. “Setiap jagung itu memiliki rasa sendiri. Kalau yang ini manis dan rasa gurihnya memang dihasilkan dari hasil rebusannya itu,” jelasnya.

Harga jagung yang dijualnya bervariasi. Untuk jagung yang berukuran kecil, satu jagung hanya dihargai seribu rupiah. Kalau untuk ukuran jagung yang lebih besar, biasanya dijual dengan harga Rp 5 ribu dapat tiga buah. “Kadang ada yang beli lima ribu saya kasih enam yang kecil itu. Kasihan soalnya,” katanya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mencari nafkah di jalanan menjadi pekerjaan Hasan. Dia penjual jagung rebus yang sering mangkal di sekitar Alun-Alun RBA KI Ronggo. Jualannya selalu berpindah-pindah. Bahkan, di tempat-tempat tertentu dia sering dilarang berjualan. Akhirnya pindah ke tempat lain.

Bagi Hasan, ketika diusir, maka harus pindah tempat. Sebab, petugas menjalankan kewajibannya. Begitu pun dirinya. Hal itu dijalaninya dengan sabar dan penuh harapan. Apalagi hasil jualan tersebut merupakan penghasilan satu-satunya untuk mencukupi kehidupan keluarganya di rumah.

Cara pria ini berjualan cukup unik. Kalau biasanya setelah dikukus penjual lainnya menggunakan kompor untuk tetap menjaga agar jagung tetap panas. Pria ini hanya cukup menggunakan plastik saja. Setelah jagung direbus, lalu dimasukkan ke dalam plastik tersebut dan ditutup rapat. Sehingga panas dari jagung tetap terjaga meskipun dalam waktu beberapa jam setelah direbus.

Dalam pembuatannya, ia tidak mencampurkan bahan apa pun ketika jagung direbus. Rasa yang dihasilkan dari jagung rebus miliknya murni dari rasa alami jagung yang dibelinya dari petani. “Setiap jagung itu memiliki rasa sendiri. Kalau yang ini manis dan rasa gurihnya memang dihasilkan dari hasil rebusannya itu,” jelasnya.

Harga jagung yang dijualnya bervariasi. Untuk jagung yang berukuran kecil, satu jagung hanya dihargai seribu rupiah. Kalau untuk ukuran jagung yang lebih besar, biasanya dijual dengan harga Rp 5 ribu dapat tiga buah. “Kadang ada yang beli lima ribu saya kasih enam yang kecil itu. Kasihan soalnya,” katanya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca