Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat memicu banyak persoalan. Jika hal tersebut tetap diremehkan, maka akan mengakibatkan adanya ledakan.
Baca Juga : Kawasan Produktif Perlu Dilindungi
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bondowoso pada dialog persampahan di Kelurahan Dabasah, awal pekan ini. Dia menjelaskan, tumpukan sampah yang tercampur antara organik dan nonorganik akan menghasilkan uap. Jika hal tersebut terjadi, maka kemungkinan akan melahirkan percikan api dan berakibat adanya ledakan.
Mobile_AP_Rectangle 2
Menurutnya, sampah yang hendak dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) alangkah baiknya ada pemilahan terlebih dahulu. Dengan demikian, sampah nonorganik seperti plastik bisa dimanfaatkan sebagai bahan daur ulang atau lainnya. Hal itu akan mengurangi beban TPA juga. Dia mengaku, TPA di Bondowoso sempat mengalami kelebihan kapasitas. Bahkan, sampai keluar asap akibat penumpukan sampah yang berlebih.
Tumpukan sampah tersebut akan memunculkan gas metana. Bila tidak tertangani, maka tumpukan sampah yang mengandung gas metana sewaktu-waktu bisa terjadi ledakan dan kebakaran. Kondisi tersebut juga pernah terjadi di beberapa TPA, seperti di TPA Leuwigajah, Bandung.
Dalam diskusi tersebut juga dibahas mengenai bank sampah untuk mengelola dan memanfaatkan sampah di Bondowoso. Pihaknya menjelaskan, sampah nonorganik bisa didaur ulang menjadi suvenir hingga paving. “Jadi, tidak semua sampah itu ke TPA,” terang kukuh.
Kukuh menuturkan, memang agak sulit mengubah kebiasaan orang untuk tidak membuang sembarang dan melakukan pemilahan sampah. “Kami ingin mengedukasi untuk cinta terhadap lingkungan. Sampah bila tidak diolah, maka akan jadi masalah bersama. Bukan hanya masalah pemerintah saja,” pungkasnya. (mg5/c2/dwi)
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat memicu banyak persoalan. Jika hal tersebut tetap diremehkan, maka akan mengakibatkan adanya ledakan.
Baca Juga : Kawasan Produktif Perlu Dilindungi
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bondowoso pada dialog persampahan di Kelurahan Dabasah, awal pekan ini. Dia menjelaskan, tumpukan sampah yang tercampur antara organik dan nonorganik akan menghasilkan uap. Jika hal tersebut terjadi, maka kemungkinan akan melahirkan percikan api dan berakibat adanya ledakan.
Menurutnya, sampah yang hendak dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) alangkah baiknya ada pemilahan terlebih dahulu. Dengan demikian, sampah nonorganik seperti plastik bisa dimanfaatkan sebagai bahan daur ulang atau lainnya. Hal itu akan mengurangi beban TPA juga. Dia mengaku, TPA di Bondowoso sempat mengalami kelebihan kapasitas. Bahkan, sampai keluar asap akibat penumpukan sampah yang berlebih.
Tumpukan sampah tersebut akan memunculkan gas metana. Bila tidak tertangani, maka tumpukan sampah yang mengandung gas metana sewaktu-waktu bisa terjadi ledakan dan kebakaran. Kondisi tersebut juga pernah terjadi di beberapa TPA, seperti di TPA Leuwigajah, Bandung.
Dalam diskusi tersebut juga dibahas mengenai bank sampah untuk mengelola dan memanfaatkan sampah di Bondowoso. Pihaknya menjelaskan, sampah nonorganik bisa didaur ulang menjadi suvenir hingga paving. “Jadi, tidak semua sampah itu ke TPA,” terang kukuh.
Kukuh menuturkan, memang agak sulit mengubah kebiasaan orang untuk tidak membuang sembarang dan melakukan pemilahan sampah. “Kami ingin mengedukasi untuk cinta terhadap lingkungan. Sampah bila tidak diolah, maka akan jadi masalah bersama. Bukan hanya masalah pemerintah saja,” pungkasnya. (mg5/c2/dwi)
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat memicu banyak persoalan. Jika hal tersebut tetap diremehkan, maka akan mengakibatkan adanya ledakan.
Baca Juga : Kawasan Produktif Perlu Dilindungi
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bondowoso pada dialog persampahan di Kelurahan Dabasah, awal pekan ini. Dia menjelaskan, tumpukan sampah yang tercampur antara organik dan nonorganik akan menghasilkan uap. Jika hal tersebut terjadi, maka kemungkinan akan melahirkan percikan api dan berakibat adanya ledakan.
Menurutnya, sampah yang hendak dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) alangkah baiknya ada pemilahan terlebih dahulu. Dengan demikian, sampah nonorganik seperti plastik bisa dimanfaatkan sebagai bahan daur ulang atau lainnya. Hal itu akan mengurangi beban TPA juga. Dia mengaku, TPA di Bondowoso sempat mengalami kelebihan kapasitas. Bahkan, sampai keluar asap akibat penumpukan sampah yang berlebih.
Tumpukan sampah tersebut akan memunculkan gas metana. Bila tidak tertangani, maka tumpukan sampah yang mengandung gas metana sewaktu-waktu bisa terjadi ledakan dan kebakaran. Kondisi tersebut juga pernah terjadi di beberapa TPA, seperti di TPA Leuwigajah, Bandung.
Dalam diskusi tersebut juga dibahas mengenai bank sampah untuk mengelola dan memanfaatkan sampah di Bondowoso. Pihaknya menjelaskan, sampah nonorganik bisa didaur ulang menjadi suvenir hingga paving. “Jadi, tidak semua sampah itu ke TPA,” terang kukuh.
Kukuh menuturkan, memang agak sulit mengubah kebiasaan orang untuk tidak membuang sembarang dan melakukan pemilahan sampah. “Kami ingin mengedukasi untuk cinta terhadap lingkungan. Sampah bila tidak diolah, maka akan jadi masalah bersama. Bukan hanya masalah pemerintah saja,” pungkasnya. (mg5/c2/dwi)