Pancoran, Radar Ijen – Niat usaha Suhaini sebagai tulang punggung keluarga belum sesuai harapan. Selama dua bulan berturut-turut, tanaman padi dan cabai di lima petak sawah yang disewa digulung banjir. Pertama di bulan Februari dan kedua banjir di lokasi yang sama juga menerpa padi yang berusia satu bulan.
Banjir yang terjadi Minggu malam (5/3) merupakan peristiwa kedua yang menggulung tanaman milik perempuan satu anak ini. Setidaknya ada lima petak sawah yang dia sewa tertimpa material aspal dan kayu yang dibawa oleh banjir. Bahkan, sebagian lahan juga hanyut air. Dengan peristiwa ini, dia hanya bisa mengelus dada, apalagi posisinya tinggal seorang diri karena suaminya telah meninggal dunia.

“Pas malam hari, saya ditelpon oleh orang sini, kalau tanamannya kena banjir parah, itu saya langsung lemas, karena tanaman itu baru saja diperbaiki setelah banjir pertama bulan lalu, terus yang sekarang ini lebih parah dari kemarin,” katanya di sela-sela membersihkan sampah yang ada di lahannya.
Dia menceritakan, lima petak sawah yang terkena banjir itu baru disewa pada awal Januari 2023. Dengan nominal Sekitar Rp 11 juta dalam satu tahun. Kemudian, untuk modal tanaman, Suhaini menghabiskan nyaris Rp 20 juta, yakni tanaman cabai dan padi. “Total semua sekitar Rp 30 juta modal yang sudah keluar, entah kalau kena banjir seperti ini, saya cuma bisa pasrah saja,” ujarnya sambil membuang sampah ke pinggir lahan.
Perempuan kelahiran 1987 itu mengaku belum bisa berbuat banyak, selain memperbaiki tanaman yang tertimpa material tersebut. Dia berharap pertumbuhan tanamannya bisa normal kembali. “Yang saya khawatirkan tanaman busuk dan padinya gagal, tidak bisa tumbuh dengan baik,” ujar perempuan asal Desa Plalangan, Kecamatan Wonosari tersebut.
Karena tenaganya yang terbatas, Suhaini juga membayar orang untuk turut membersihkan material yang menutupi tanamannya tersebut. Padi dan cabai yang sudah rata itu ditegakkan kembali oleh Suhaini. Dengan harapan, kedua jenis tanaman tersebut bisa tumbuh kembali. “Ini kami cicil bersih bersih material, tanaman yang bisa diperbaiki, kami coba tegakkan lagi,” pungkasnya. (nur)