BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sejumlah masyarakat mulai merasa kebingungan karena sulitnya mendapatkan bahan bakar untuk kendaraannya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Khususnya BBM jenis pertalite. Bahkan, meskipun ada, masyarakat harus mengantre dengan durasi waktu yang cukup lama.
Seperti dikeluhkan oleh Riski Ardian, warga Jalan Pelita, Kelurahan Tamansari. Dia mengaku, sudah empat hari terakhir ini, sering kali saat akan mengisi BBM pertalite di SPBU sudah tertulis habis. Padahal, katanya, saat dia mengisi BBM di SPBU masih menunjukkan pukul 10.30 pagi. “Pernah juga saya antre di SPBU Nangkaan hingga 45 menit,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Riski ini mengaku kesal lantaran kondisi itu mengganggu aktivitasnya. Akhirnya, mau tidak mau dirinya berkeliling mencari pengecer pertalite. “Kan aneh, di SPBU sulit. Tapi stok di pom mini selalu ada,” ujarnya.
Dia pun berharap setiap SPBU juga menyampaikan penyebab sulitnya mendapat BBM pertalite. Agar masyarakat tak resah dan teredukasi. “Kita hanya diberi tahu habis. Perlulah diedukasi juga masyarakat ini, agar tidak resah,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad Muslim, warga Desa Gadingsari, Kecamatan Binakal. Dia mengaku terpaksa berkeliling mencari pertalite. Sebab, di dua SPBU yang didatangi stoknya habis dan antreannya panjang. “Karena tak dapat pertalite di SPBU, ya, sudah beli eceran. Padahal kalau beli eceran lebih mahal dan dapat lebih sedikit. Tapi, mau gimana lagi,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Manajer SPBU Tamansari Jagir menerangkan, kondisi ini terjadi lantaran empat hari terakhir terjadi pengurangan pengiriman BBM jenis pertalite dan pertamax di seluruh SPBU. Baik di Bondowoso, Jember, Situbondo, maupun Banyuwangi.
Bahkan, menurut Jagir, jumlah pengurangannya tak tanggung-tanggung. Dia menyebut, pengurangannya mencapai 50 persen. Pada hari biasa, biasanya di SPBU miliknya dikirim sebanyak 16 ribu liter. “Namun, kini hanya 8 ribuan liter,” ungkapnya.
Karena kondisi ini, antrean panjang sering kali terjadi di SPBU. Dirinya tak bisa memastikan ini terjadi sampai kapan. “Sudah saya hubungi pihak Pertamina. Katanya, stok di Pertamina menipis, jadi dikurangi,” katanya.
Namun, untuk mengurai antrean, pihaknya terpaksa tak melayani para pengecer. “Sementara tak saya layani jeriken. Sebetulnya kan bukan barang subsidi. Kasihan juga kalau tak diberi. Tapi, untuk sementara tak dilayani dulu,” jelas Jagir.
Sementara itu, Kabag Ekonomi Pemkab Bondowoso Rahmatullah membenarkan, memang terjadi pengurangan pertamax dan pertalite di wilayahnya. Namun, untuk jumlah pastinya, pihak SPBU yang mengetahui. “Kaitan dengan kuota, per SPBU memang sudah ditetapkan oleh Pertamina berdasarkan tren penjualan,” jelas Rahmat.
Pihaknya pun berharap agar masyarakat tidak resah hingga panic buying. Namun, dia memperkirakan, jika nantinya kondisi semakin sulit, pihaknya bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) akan segera bersurat ke Pertamina. “Kalau memang sangat darurat dan dibutuhkan, kami juga nanti mengirim surat bersama Hiswana Migas untuk mengajukan permohonan,” tutupnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti