22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Les Tambahan Harus Dapat Izin Wali Murid

Kelas 9 SMP Fokus untuk Ujian Akhir

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) untuk kelas 9 SMP sudah digelar kurang lebih satu bulan berjalan ini. PTM untuk kelas 9 SMP itu masih diujicobakan pada lima sekolah. Salah satunya di SMPN 2 Maesan. Dalam pelaksanaannya, para guru, tenaga pendidikan, dan siswa patuh terhadap protokol kesehatan atau SOP PTM yang disusun oleh BPBD Bondowoso.

Dalam PTM masing-masing sekolah, para guru pengajar pun kini lebih fokus menekankan kepada materi persiapan ujian. Seperti halnya ujian praktik, ujian akhir semester (UAS), dan ujian satuan pendidikan (USP).

Lalu, bagaimana nasib program les tambahan bagi siswa kelas 9 SMP ini? Perlu diketahui, sebelum adanya pandemi Covid-19, les tambahan dari sekolah untuk para siswa kelas 9 SMP ini kerap dilakukan oleh pihak sekolah. Tujuannya memberikan materi atau sebagai tes untuk masuk ke SMA favorit.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tetapi, masa pandemi sekarang, jangankan untuk les tambahan, PTM di kelas saja masih susah. Menyikapi hal itu, Haeriyah Yulianti, Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso, mengaku pihaknya tak membatasi pembekalan materi berupa apa saja kepada para siswa.

“Yang terpenting ada persetujuan dari wali murid kalau menggelar les tambahan seperti itu. Kalau les tambahan harus berbayar, ya akan membebani. Jangan sampai proses pembelajaran ini membebani wali murid juga,” bebernya.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bondowoso  ini menambahkan, pihaknya justru bersyukur apabila ada inisiatif dari pihak sekolah menambah materi pembelajaran. “Tentu dengan prosedur yang sudah matang semuanya. Mulai dari protokol kesehatan serta persetujuan wali murid,” imbuhnya.

“Kecuali kalau wali murid memilih tempat les lain dan atas keinginan mereka sendiri, ya silakan saja. Tetapi, kalaupun pihak sekolah yang mengadakan dan melakukan pungutan itu, tentu tidak kami perkenankan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) untuk kelas 9 SMP sudah digelar kurang lebih satu bulan berjalan ini. PTM untuk kelas 9 SMP itu masih diujicobakan pada lima sekolah. Salah satunya di SMPN 2 Maesan. Dalam pelaksanaannya, para guru, tenaga pendidikan, dan siswa patuh terhadap protokol kesehatan atau SOP PTM yang disusun oleh BPBD Bondowoso.

Dalam PTM masing-masing sekolah, para guru pengajar pun kini lebih fokus menekankan kepada materi persiapan ujian. Seperti halnya ujian praktik, ujian akhir semester (UAS), dan ujian satuan pendidikan (USP).

Lalu, bagaimana nasib program les tambahan bagi siswa kelas 9 SMP ini? Perlu diketahui, sebelum adanya pandemi Covid-19, les tambahan dari sekolah untuk para siswa kelas 9 SMP ini kerap dilakukan oleh pihak sekolah. Tujuannya memberikan materi atau sebagai tes untuk masuk ke SMA favorit.

Tetapi, masa pandemi sekarang, jangankan untuk les tambahan, PTM di kelas saja masih susah. Menyikapi hal itu, Haeriyah Yulianti, Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso, mengaku pihaknya tak membatasi pembekalan materi berupa apa saja kepada para siswa.

“Yang terpenting ada persetujuan dari wali murid kalau menggelar les tambahan seperti itu. Kalau les tambahan harus berbayar, ya akan membebani. Jangan sampai proses pembelajaran ini membebani wali murid juga,” bebernya.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bondowoso  ini menambahkan, pihaknya justru bersyukur apabila ada inisiatif dari pihak sekolah menambah materi pembelajaran. “Tentu dengan prosedur yang sudah matang semuanya. Mulai dari protokol kesehatan serta persetujuan wali murid,” imbuhnya.

“Kecuali kalau wali murid memilih tempat les lain dan atas keinginan mereka sendiri, ya silakan saja. Tetapi, kalaupun pihak sekolah yang mengadakan dan melakukan pungutan itu, tentu tidak kami perkenankan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) untuk kelas 9 SMP sudah digelar kurang lebih satu bulan berjalan ini. PTM untuk kelas 9 SMP itu masih diujicobakan pada lima sekolah. Salah satunya di SMPN 2 Maesan. Dalam pelaksanaannya, para guru, tenaga pendidikan, dan siswa patuh terhadap protokol kesehatan atau SOP PTM yang disusun oleh BPBD Bondowoso.

Dalam PTM masing-masing sekolah, para guru pengajar pun kini lebih fokus menekankan kepada materi persiapan ujian. Seperti halnya ujian praktik, ujian akhir semester (UAS), dan ujian satuan pendidikan (USP).

Lalu, bagaimana nasib program les tambahan bagi siswa kelas 9 SMP ini? Perlu diketahui, sebelum adanya pandemi Covid-19, les tambahan dari sekolah untuk para siswa kelas 9 SMP ini kerap dilakukan oleh pihak sekolah. Tujuannya memberikan materi atau sebagai tes untuk masuk ke SMA favorit.

Tetapi, masa pandemi sekarang, jangankan untuk les tambahan, PTM di kelas saja masih susah. Menyikapi hal itu, Haeriyah Yulianti, Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso, mengaku pihaknya tak membatasi pembekalan materi berupa apa saja kepada para siswa.

“Yang terpenting ada persetujuan dari wali murid kalau menggelar les tambahan seperti itu. Kalau les tambahan harus berbayar, ya akan membebani. Jangan sampai proses pembelajaran ini membebani wali murid juga,” bebernya.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bondowoso  ini menambahkan, pihaknya justru bersyukur apabila ada inisiatif dari pihak sekolah menambah materi pembelajaran. “Tentu dengan prosedur yang sudah matang semuanya. Mulai dari protokol kesehatan serta persetujuan wali murid,” imbuhnya.

“Kecuali kalau wali murid memilih tempat les lain dan atas keinginan mereka sendiri, ya silakan saja. Tetapi, kalaupun pihak sekolah yang mengadakan dan melakukan pungutan itu, tentu tidak kami perkenankan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca