BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Tak banyak remaja masa kini yang peduli dengan karya seni dan peninggalan leluhur. Salah satunya pusaka berupa keris. Oleh karena itu, sejumlah pegiat seni dan budaya di Kabupaten Bondowoso rutin melakukan kajian tentang pusaka.
Tak hanya kajian, mereka juga mengedukasi tentang pusaka keris kepada anak muda atau pelajar di Bondowoso. Salah seorang pegiat seni dan budaya sekaligus Direktur Lembaga Profesi Seni dan Budaya PB PMII, Muhammad Afifi, mengatakan, latar belakang kajian tersebut secara garis besar tentang heritage. “Salah satunya pusaka keris, itu tidak bisa kita lepaskan dari budaya Nusantara,” katanya.
Menurut dia, pusaka keris itu merupakan salah satu mahakarya di Nusantara yang sangat monumental, di samping karya-karya yang lain. Namun di sisi lain, terdapat fakta bahwa banyak generasi muda saat ini memosisikan keris hanya lebih dekat dengan hal-hal mistis. “Maka kami mencoba meredifinisikan kembali, bahwa sebetulnya keris adalah satu identitas kuat dan karya leluhur yang sangat luar biasa,” jelasnya.
Founder Padepokan Nyai Surti itu memaparkan bahwa seharusnya yang perlu diketahui adalah filosofi dari keris serta nilai kesejarahannya. “Pada bahan, bentuk dan sisi keris itu mengandung banyak makna dan filosofis. Dengan keris itu bisa mengidentifikasi satu bentuk kebudayaan,” jelasnya.
Menurut dia, anak muda tidak bisa menghilangkan budaya dan peninggalan leluhur. Sebab, itu fondasi dan di dalamnya ada edukasi yang harus dilestarikan.
Di Bondowoso, saat ini sudah banyak yang mulai melakukan kajian dan nanti akan menjadi kegiatan kolektif untuk melestarikan budaya Nusantara. “Pegiat budaya wajib melakukan edukasi,” imbuhnya.
Pihaknya menargetkan agar hasil kajian ini bisa juga dipelajari oleh anak muda yang statusnya masih pelajar. Sekolah diharapkan bisa menjadi wadah tepat untuk edukasi ini. Menurutnya, di tahun 2021 sudah diselenggarakan Hyang Art Fest oleh Kulon Project pada 5 hingga 11 Desember 2021 lalu di Enam Lima Space, Jalan Diponegoro nomor 190 Kotakulon, Bondowoso.
Serangkaian acara Hyang Art Fest 2021 meliputi pameran atau pajang karya dengan sistem open call, bhuk ombhugan, diskusi dengan konteks sejarah kesenian, kebudayaan, dan isu-isu kontemporer yang terjadi di masyarakat, gun tenggun atau pertunjukan seni dan screening film, serta seniman wicara dan gallery tour.
Menurutnya, diskusi tentang pusaka keris di Bondowoso tersebut digelar setiap bulan. Sementara, waktu dan tempatnya kondisional. “Karena memang sifatnya tidak ada yang paten. Hanya saja, tempatnya lebih banyak di Cafe Enam Lima Space, kalo enggak, ya di Padepokan Nyai Surti,” jelasnya.
Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti