25.9 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Kajian Geolistrik Temuan di Alas Sumur

Ada Struktur di Kedalaman Lima Meter

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Tim Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memaparkan hasil geolistrik untuk temuan di Desa Alas Sumur, Pujer. Tim ini melakukan pemaparan hasil di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso. Hadir juga Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, perwakilan tim Geopark, perangkat desa, dan tuan rumah Dispendikbud.

Pertemuan itu berkaitan dengan pemaparan hasil penelitian geolistrik yang sudah dilakukan Tim Teknik Geofisika ITS selama beberapa hari di lokasi. Sebelumnya, proses geolistrik dilakukan atas saran BPCB Jatim. Diketahui bahwa geolistrik dilakukan di enam titik yang berbeda. Sekaligus masuk sumur untuk melihat stratigrafi dan struktur tanah.

Dari proses geolistrik tersebut, pemaparan kemarin menghasilkan rekomendasi bakal dilakukan ekskavasi. Rencananya hari ini. Seusai agenda pemaparan, Juan Pandu, dosen Teknik Geofisika ITS, menyebutkan, pengukuran geolistrik menggunakan empat lintasan. Panjang bentangannya mencapai 48 hingga 96 meter. “Kami menemukan struktur di tiga lintasan yang ada. Secara umum tiga lintasan itu dugaan struktur pada kedalaman lima meter,” ungkap Juan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketiga lintasan itu pun saling berkaitan. Tersambung satu dengan yang lainnya. “Dugaan kuat kami menyambung. Juga didukung dengan data yang ada. Hasil proses geolistrik dari kami akan didiskusikan lagi oleh BPCB agar nantinya bisa digali,” beber Juan.

Sementara itu, Zakaria Tasimin, Kepala BPCB Jatim, saat disinggung mengenai dugaan struktur batu yang merupakan permukiman era Majapahit belum dapat memastikan. “Yang pasti dengan adanya penemuan sumur dari masyarakat, menemukan lapis bata. Kemudian juga kedalamannya lima meter menemukan struktur itu. Jelas lapisan budaya yang dibuat manusia,” ungkapnya.

Mengenai benar atau tidaknya batu itu adalah permukiman Majapahit, BPJB pun belum bisa membenarkan, sementara ini. “Hasil geolistrik dari tim ITS baru menunjukkan adanya struktur batuan. Memang untuk membuktikan itu harus dilakukan ekskavasi. Karena kondisi letaknya cukup dalam, untuk dilakukan secara langsung ya membutuhkan waktu yang cukup lama,” pungkasnya.

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Tim Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memaparkan hasil geolistrik untuk temuan di Desa Alas Sumur, Pujer. Tim ini melakukan pemaparan hasil di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso. Hadir juga Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, perwakilan tim Geopark, perangkat desa, dan tuan rumah Dispendikbud.

Pertemuan itu berkaitan dengan pemaparan hasil penelitian geolistrik yang sudah dilakukan Tim Teknik Geofisika ITS selama beberapa hari di lokasi. Sebelumnya, proses geolistrik dilakukan atas saran BPCB Jatim. Diketahui bahwa geolistrik dilakukan di enam titik yang berbeda. Sekaligus masuk sumur untuk melihat stratigrafi dan struktur tanah.

Dari proses geolistrik tersebut, pemaparan kemarin menghasilkan rekomendasi bakal dilakukan ekskavasi. Rencananya hari ini. Seusai agenda pemaparan, Juan Pandu, dosen Teknik Geofisika ITS, menyebutkan, pengukuran geolistrik menggunakan empat lintasan. Panjang bentangannya mencapai 48 hingga 96 meter. “Kami menemukan struktur di tiga lintasan yang ada. Secara umum tiga lintasan itu dugaan struktur pada kedalaman lima meter,” ungkap Juan.

Ketiga lintasan itu pun saling berkaitan. Tersambung satu dengan yang lainnya. “Dugaan kuat kami menyambung. Juga didukung dengan data yang ada. Hasil proses geolistrik dari kami akan didiskusikan lagi oleh BPCB agar nantinya bisa digali,” beber Juan.

Sementara itu, Zakaria Tasimin, Kepala BPCB Jatim, saat disinggung mengenai dugaan struktur batu yang merupakan permukiman era Majapahit belum dapat memastikan. “Yang pasti dengan adanya penemuan sumur dari masyarakat, menemukan lapis bata. Kemudian juga kedalamannya lima meter menemukan struktur itu. Jelas lapisan budaya yang dibuat manusia,” ungkapnya.

Mengenai benar atau tidaknya batu itu adalah permukiman Majapahit, BPJB pun belum bisa membenarkan, sementara ini. “Hasil geolistrik dari tim ITS baru menunjukkan adanya struktur batuan. Memang untuk membuktikan itu harus dilakukan ekskavasi. Karena kondisi letaknya cukup dalam, untuk dilakukan secara langsung ya membutuhkan waktu yang cukup lama,” pungkasnya.

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Tim Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memaparkan hasil geolistrik untuk temuan di Desa Alas Sumur, Pujer. Tim ini melakukan pemaparan hasil di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso. Hadir juga Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, perwakilan tim Geopark, perangkat desa, dan tuan rumah Dispendikbud.

Pertemuan itu berkaitan dengan pemaparan hasil penelitian geolistrik yang sudah dilakukan Tim Teknik Geofisika ITS selama beberapa hari di lokasi. Sebelumnya, proses geolistrik dilakukan atas saran BPCB Jatim. Diketahui bahwa geolistrik dilakukan di enam titik yang berbeda. Sekaligus masuk sumur untuk melihat stratigrafi dan struktur tanah.

Dari proses geolistrik tersebut, pemaparan kemarin menghasilkan rekomendasi bakal dilakukan ekskavasi. Rencananya hari ini. Seusai agenda pemaparan, Juan Pandu, dosen Teknik Geofisika ITS, menyebutkan, pengukuran geolistrik menggunakan empat lintasan. Panjang bentangannya mencapai 48 hingga 96 meter. “Kami menemukan struktur di tiga lintasan yang ada. Secara umum tiga lintasan itu dugaan struktur pada kedalaman lima meter,” ungkap Juan.

Ketiga lintasan itu pun saling berkaitan. Tersambung satu dengan yang lainnya. “Dugaan kuat kami menyambung. Juga didukung dengan data yang ada. Hasil proses geolistrik dari kami akan didiskusikan lagi oleh BPCB agar nantinya bisa digali,” beber Juan.

Sementara itu, Zakaria Tasimin, Kepala BPCB Jatim, saat disinggung mengenai dugaan struktur batu yang merupakan permukiman era Majapahit belum dapat memastikan. “Yang pasti dengan adanya penemuan sumur dari masyarakat, menemukan lapis bata. Kemudian juga kedalamannya lima meter menemukan struktur itu. Jelas lapisan budaya yang dibuat manusia,” ungkapnya.

Mengenai benar atau tidaknya batu itu adalah permukiman Majapahit, BPJB pun belum bisa membenarkan, sementara ini. “Hasil geolistrik dari tim ITS baru menunjukkan adanya struktur batuan. Memang untuk membuktikan itu harus dilakukan ekskavasi. Karena kondisi letaknya cukup dalam, untuk dilakukan secara langsung ya membutuhkan waktu yang cukup lama,” pungkasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca