Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mengidap tunadaksa sejak berusia tiga tahun, Hamka Cahyaning Warga tak pernah diajarkan minder oleh orang tuanya. Ternyata didikan itu berhasil membuatnya selalu percaya diri ketika berhadapan dengan siapa pun. Alih-alih memiliki rasa tidak percaya diri, pria satu ini justru bangga karena sampai sejauh ini juga bisa melakukan yang orang normal lakukan. Saat ini, Hamka sedang bersaing dengan para disabilitas lain di Indonesia untuk menjadi Komnas Disabilitas Nasional. Hamka lolos tahap seleksi administrasi.
Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Hamka mengatakan, awalnya dia diberi tahu temannya. Ketika mendapatkan surat tersebut, Hamka tidak langsung mengiyakan begitu saja. “Saya tidak mau hanya sekadar ikut saja. Apalagi hanya sebatas formalitas,” tegasnya.
Setelah melewati pertimbangan panjang, Hamka memutuskan mendaftar sembari melengkapi berkas-berkas administrasi yang dibutuhkan. Pria yang kini sudah menginjak usia 44 tahun ini bercita-cita ingin mengharumkan Bondowoso.
Mobile_AP_Rectangle 2
Setelah dinyatakan lolos administrasi, saat ini dia akan menjalani tes objektivitas secara daring dan penulisan makalah.
Dari Jawa Timur, hanya ada sekitar sepuluh orang yang lolos seleksi administrasi sebagai Komnas Disabilitas. Dari Bondowoso hanya dirinya seorang.
Dia sempat ditanya, ketika lolos sampai ke final, apa yang akan dibawa untuk seluruh teman-teman disabilitas seluruh Indonesia? “Hanya satu yang akan saya bawa dan akan saya jadikan motivasi untuk semuanya. Penyandang disabilitas jangan kecil hati. Harus bisa. Harus lebih tinggi martabatnya. Jangan sampai orang lain memandang sinis pada kita,” pungkasnya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mengidap tunadaksa sejak berusia tiga tahun, Hamka Cahyaning Warga tak pernah diajarkan minder oleh orang tuanya. Ternyata didikan itu berhasil membuatnya selalu percaya diri ketika berhadapan dengan siapa pun. Alih-alih memiliki rasa tidak percaya diri, pria satu ini justru bangga karena sampai sejauh ini juga bisa melakukan yang orang normal lakukan. Saat ini, Hamka sedang bersaing dengan para disabilitas lain di Indonesia untuk menjadi Komnas Disabilitas Nasional. Hamka lolos tahap seleksi administrasi.
Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Hamka mengatakan, awalnya dia diberi tahu temannya. Ketika mendapatkan surat tersebut, Hamka tidak langsung mengiyakan begitu saja. “Saya tidak mau hanya sekadar ikut saja. Apalagi hanya sebatas formalitas,” tegasnya.
Setelah melewati pertimbangan panjang, Hamka memutuskan mendaftar sembari melengkapi berkas-berkas administrasi yang dibutuhkan. Pria yang kini sudah menginjak usia 44 tahun ini bercita-cita ingin mengharumkan Bondowoso.
Setelah dinyatakan lolos administrasi, saat ini dia akan menjalani tes objektivitas secara daring dan penulisan makalah.
Dari Jawa Timur, hanya ada sekitar sepuluh orang yang lolos seleksi administrasi sebagai Komnas Disabilitas. Dari Bondowoso hanya dirinya seorang.
Dia sempat ditanya, ketika lolos sampai ke final, apa yang akan dibawa untuk seluruh teman-teman disabilitas seluruh Indonesia? “Hanya satu yang akan saya bawa dan akan saya jadikan motivasi untuk semuanya. Penyandang disabilitas jangan kecil hati. Harus bisa. Harus lebih tinggi martabatnya. Jangan sampai orang lain memandang sinis pada kita,” pungkasnya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mengidap tunadaksa sejak berusia tiga tahun, Hamka Cahyaning Warga tak pernah diajarkan minder oleh orang tuanya. Ternyata didikan itu berhasil membuatnya selalu percaya diri ketika berhadapan dengan siapa pun. Alih-alih memiliki rasa tidak percaya diri, pria satu ini justru bangga karena sampai sejauh ini juga bisa melakukan yang orang normal lakukan. Saat ini, Hamka sedang bersaing dengan para disabilitas lain di Indonesia untuk menjadi Komnas Disabilitas Nasional. Hamka lolos tahap seleksi administrasi.
Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Hamka mengatakan, awalnya dia diberi tahu temannya. Ketika mendapatkan surat tersebut, Hamka tidak langsung mengiyakan begitu saja. “Saya tidak mau hanya sekadar ikut saja. Apalagi hanya sebatas formalitas,” tegasnya.
Setelah melewati pertimbangan panjang, Hamka memutuskan mendaftar sembari melengkapi berkas-berkas administrasi yang dibutuhkan. Pria yang kini sudah menginjak usia 44 tahun ini bercita-cita ingin mengharumkan Bondowoso.
Setelah dinyatakan lolos administrasi, saat ini dia akan menjalani tes objektivitas secara daring dan penulisan makalah.
Dari Jawa Timur, hanya ada sekitar sepuluh orang yang lolos seleksi administrasi sebagai Komnas Disabilitas. Dari Bondowoso hanya dirinya seorang.
Dia sempat ditanya, ketika lolos sampai ke final, apa yang akan dibawa untuk seluruh teman-teman disabilitas seluruh Indonesia? “Hanya satu yang akan saya bawa dan akan saya jadikan motivasi untuk semuanya. Penyandang disabilitas jangan kecil hati. Harus bisa. Harus lebih tinggi martabatnya. Jangan sampai orang lain memandang sinis pada kita,” pungkasnya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda