Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berbicara seni dan kebudayaan asli di Bondowoso memang tidak ada habisnya. Pasalnya, Bondowoso memang kaya akan kebudayaan asli daerah, seperti Singo Ulung, tari Petik Kopi, ojhung, Topeng Konah, dan lain-lain. Ditambah dengan adanya ribuan benda cagar budaya, peninggalan zaman megalitikum yang tersebar di beberapa kecamatan.
Baca Juga : Desa Kreatif Sangkar Burung yang Inspiratif
Atas kekayaan budaya yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso akhirnya membentuk DKD dengan anggota dari berbagai latar belakang berbeda-beda. Setelah terbentuk, DKD diharapkan dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang objektif. Serta banyak hal yang menunggu kinerja dari para anggota badan ini.
Mobile_AP_Rectangle 2
Kebijakan itu tentunya dalam rangka upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bondowoso yang khas. Selain DKD juga diharapkan dapat terus menjaga kearifan lokal yang ada di Kota Tape ini. “DKJ itu untuk menciptakan inovasi-inovasi kebijakan di bidang kebudayaan. Khususnya dalam pelestarian dan pengembangan sektor kebudayaan di Bondowoso,” terang Salwa Arifin, Bupati Bondowoso.
Sebab, dengan berkembangnya kebudayaan, menurut Salwa, juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Baik untuk pelaku budaya maupun masyarakat pada umumnya. Hal itu dinilai sudah selaras dengan visi dan misi Bondowoso pada masa pemerintahan Bupati Salwa Arifin dan Wabup Irwan Bachtiar Rahmat.
Bondowoso juga kaya akan benda-benda megalitikum. Pasalnya, terdapat 1423 benda cagar budaya peninggalan megalitikum yang berhasil ditemukan dan dilestarikan hingga saat ini. “Peninggalan ini tentu saja juga bisa menjadi ikon dan daya tarik wisata di Bondowoso,” ucapnya.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berbicara seni dan kebudayaan asli di Bondowoso memang tidak ada habisnya. Pasalnya, Bondowoso memang kaya akan kebudayaan asli daerah, seperti Singo Ulung, tari Petik Kopi, ojhung, Topeng Konah, dan lain-lain. Ditambah dengan adanya ribuan benda cagar budaya, peninggalan zaman megalitikum yang tersebar di beberapa kecamatan.
Baca Juga : Desa Kreatif Sangkar Burung yang Inspiratif
Atas kekayaan budaya yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso akhirnya membentuk DKD dengan anggota dari berbagai latar belakang berbeda-beda. Setelah terbentuk, DKD diharapkan dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang objektif. Serta banyak hal yang menunggu kinerja dari para anggota badan ini.
Kebijakan itu tentunya dalam rangka upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bondowoso yang khas. Selain DKD juga diharapkan dapat terus menjaga kearifan lokal yang ada di Kota Tape ini. “DKJ itu untuk menciptakan inovasi-inovasi kebijakan di bidang kebudayaan. Khususnya dalam pelestarian dan pengembangan sektor kebudayaan di Bondowoso,” terang Salwa Arifin, Bupati Bondowoso.
Sebab, dengan berkembangnya kebudayaan, menurut Salwa, juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Baik untuk pelaku budaya maupun masyarakat pada umumnya. Hal itu dinilai sudah selaras dengan visi dan misi Bondowoso pada masa pemerintahan Bupati Salwa Arifin dan Wabup Irwan Bachtiar Rahmat.
Bondowoso juga kaya akan benda-benda megalitikum. Pasalnya, terdapat 1423 benda cagar budaya peninggalan megalitikum yang berhasil ditemukan dan dilestarikan hingga saat ini. “Peninggalan ini tentu saja juga bisa menjadi ikon dan daya tarik wisata di Bondowoso,” ucapnya.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berbicara seni dan kebudayaan asli di Bondowoso memang tidak ada habisnya. Pasalnya, Bondowoso memang kaya akan kebudayaan asli daerah, seperti Singo Ulung, tari Petik Kopi, ojhung, Topeng Konah, dan lain-lain. Ditambah dengan adanya ribuan benda cagar budaya, peninggalan zaman megalitikum yang tersebar di beberapa kecamatan.
Baca Juga : Desa Kreatif Sangkar Burung yang Inspiratif
Atas kekayaan budaya yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso akhirnya membentuk DKD dengan anggota dari berbagai latar belakang berbeda-beda. Setelah terbentuk, DKD diharapkan dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang objektif. Serta banyak hal yang menunggu kinerja dari para anggota badan ini.
Kebijakan itu tentunya dalam rangka upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bondowoso yang khas. Selain DKD juga diharapkan dapat terus menjaga kearifan lokal yang ada di Kota Tape ini. “DKJ itu untuk menciptakan inovasi-inovasi kebijakan di bidang kebudayaan. Khususnya dalam pelestarian dan pengembangan sektor kebudayaan di Bondowoso,” terang Salwa Arifin, Bupati Bondowoso.
Sebab, dengan berkembangnya kebudayaan, menurut Salwa, juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Baik untuk pelaku budaya maupun masyarakat pada umumnya. Hal itu dinilai sudah selaras dengan visi dan misi Bondowoso pada masa pemerintahan Bupati Salwa Arifin dan Wabup Irwan Bachtiar Rahmat.
Bondowoso juga kaya akan benda-benda megalitikum. Pasalnya, terdapat 1423 benda cagar budaya peninggalan megalitikum yang berhasil ditemukan dan dilestarikan hingga saat ini. “Peninggalan ini tentu saja juga bisa menjadi ikon dan daya tarik wisata di Bondowoso,” ucapnya.