Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Warga binaan Lapas Kelas II B Bondowoso ternyata juga memiliki keahlian. Mereka juga mulai unjuk kemahiran dalam mengolah kayu menjadi ukiran kaligrafi. Bahkan, hasil karyanya juga tidak jauh berbeda dengan kaligrafi hasil perajin terkemuka.
Kalapas Kelas II B Bondowoso Sarwito mengatakan, para narapidana memiliki latar belakang berbeda. Baik dari etnis, budaya, maupun kedudukan sosialnya. Oleh sebab itu, untuk memberikan pembinaan kepada mereka, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menyentuh aspek mental dan psikologis sesuai dengan karakter masing-masing. “Setiap yang masuk ke lapas, kami selalu memberikan pendampingan dan pembinaan selama mereka di lapas,” ucapnya.
Para narapidana terpilih, kata dia, juga dilibatkan dalam berbagai hal. Mulai dari kegiatan pertanian, pembuatan kaligrafi dari kayu, hingga menjadi petugas di salon. Artinya, lanjut Sarwito, pihaknya menempatkan warga binaan tidak hanya sebagai subjek, melainkan juga objek dalam pembinaan.
Mobile_AP_Rectangle 2
Sehingga, kata dia, petugas lapas pun dituntut untuk multifungsi dalam memberikan pemberdayaan dan pendampingan. Termasuk mendampingi keahlian dalam membuat kaligrafi dari kayu.
Di tengah pandemi Covid-19, pelayanan pemberdayaan kepada mereka tetap dilakukan secara maksimal. Harapannya, mereka bisa memiliki kemampuan serta dapat diaplikasikan ketika kembali ke masyarakat dan tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Dwi Siswanto
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Warga binaan Lapas Kelas II B Bondowoso ternyata juga memiliki keahlian. Mereka juga mulai unjuk kemahiran dalam mengolah kayu menjadi ukiran kaligrafi. Bahkan, hasil karyanya juga tidak jauh berbeda dengan kaligrafi hasil perajin terkemuka.
Kalapas Kelas II B Bondowoso Sarwito mengatakan, para narapidana memiliki latar belakang berbeda. Baik dari etnis, budaya, maupun kedudukan sosialnya. Oleh sebab itu, untuk memberikan pembinaan kepada mereka, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menyentuh aspek mental dan psikologis sesuai dengan karakter masing-masing. “Setiap yang masuk ke lapas, kami selalu memberikan pendampingan dan pembinaan selama mereka di lapas,” ucapnya.
Para narapidana terpilih, kata dia, juga dilibatkan dalam berbagai hal. Mulai dari kegiatan pertanian, pembuatan kaligrafi dari kayu, hingga menjadi petugas di salon. Artinya, lanjut Sarwito, pihaknya menempatkan warga binaan tidak hanya sebagai subjek, melainkan juga objek dalam pembinaan.
Sehingga, kata dia, petugas lapas pun dituntut untuk multifungsi dalam memberikan pemberdayaan dan pendampingan. Termasuk mendampingi keahlian dalam membuat kaligrafi dari kayu.
Di tengah pandemi Covid-19, pelayanan pemberdayaan kepada mereka tetap dilakukan secara maksimal. Harapannya, mereka bisa memiliki kemampuan serta dapat diaplikasikan ketika kembali ke masyarakat dan tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Dwi Siswanto
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Warga binaan Lapas Kelas II B Bondowoso ternyata juga memiliki keahlian. Mereka juga mulai unjuk kemahiran dalam mengolah kayu menjadi ukiran kaligrafi. Bahkan, hasil karyanya juga tidak jauh berbeda dengan kaligrafi hasil perajin terkemuka.
Kalapas Kelas II B Bondowoso Sarwito mengatakan, para narapidana memiliki latar belakang berbeda. Baik dari etnis, budaya, maupun kedudukan sosialnya. Oleh sebab itu, untuk memberikan pembinaan kepada mereka, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menyentuh aspek mental dan psikologis sesuai dengan karakter masing-masing. “Setiap yang masuk ke lapas, kami selalu memberikan pendampingan dan pembinaan selama mereka di lapas,” ucapnya.
Para narapidana terpilih, kata dia, juga dilibatkan dalam berbagai hal. Mulai dari kegiatan pertanian, pembuatan kaligrafi dari kayu, hingga menjadi petugas di salon. Artinya, lanjut Sarwito, pihaknya menempatkan warga binaan tidak hanya sebagai subjek, melainkan juga objek dalam pembinaan.
Sehingga, kata dia, petugas lapas pun dituntut untuk multifungsi dalam memberikan pemberdayaan dan pendampingan. Termasuk mendampingi keahlian dalam membuat kaligrafi dari kayu.
Di tengah pandemi Covid-19, pelayanan pemberdayaan kepada mereka tetap dilakukan secara maksimal. Harapannya, mereka bisa memiliki kemampuan serta dapat diaplikasikan ketika kembali ke masyarakat dan tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Dwi Siswanto