BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kalau biasanya kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam ruangan, berbeda dengan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Islamiyah di Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal, Bondowoso. Mereka harus melakukan pembelajaran di musala bahkan di teras rumah milik warga sekitar. Hal tersebut karena gedung sekolah yang biasa mereka tempati rusak parah, hingga tidak beratap lagi.

Tidak tanggung, ternyata sekolah rusak parah hingga tidak dapat ditempati belajar mengajar sudah sejak dua tahun lalu. Hal itu dikeluhkan oleh para warga sekitar yang menyekolahkan anaknya di tempat tersebut.
Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Ijen, saat ini gedung tersebut sudah tidak lagi beratap. Pintu hingga jendelanya juga sudah rusak dan tidak terpasang lagi. Di depan bangunan itu, terlihat sejumlah tumpukan kayu bekas yang sudah termakan usia.
Seperti yang diakui oleh Ida alias Bu Habibi, salah seorang wali murid. Dia mengatakan, selama ini proses pembelajaran memang tidak dilakukan dalam ruang kelas. Namun, biasanya para siswa belajar di musala yang berada di sekitar gedung PAUD tersebut. Bahkan, sesekali mereka belajar di teras hingga rumah warga. “Anak saya kalau sekolah di musalanya, kadang di rumah Pak Kepala Sekolah,” ujarnya, kemarin (3/1).
Ida menjelaskan, anaknya belajar di musala sudah hampir dua tahun. Walaupun demikian, dia menuturkan hingga saat ini belum ada perbaikan sama sekali. Oleh sebab itu, dirinya berharap ada bantuan renovasi gedung PAUD tersebut dari pemerintah setempat. “Inginnya segera diperbaiki, karena selama ini numpang di musala. Di sana terus kan nggak enak juga numpang terus,” katanya.
Selaku wali murid, Ida mengaku, aktivitas belajar mengajar di PAUD tersebut dirasa kurang efektif bila dilakukan di musala. Terlebih para siswa tergabung menjadi satu, baik yang di tingkat KB, TK A, maupun TK B. “Bukan hanya saya, semua wali murid keluhannya sama. Apalagi ada 27 siswa. Pasti kurang efektif,” tandasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti