23.5 C
Jember
Monday, 27 March 2023

Musim Pancaroba, Tetap Siaga Bencana

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Cuaca ekstrem biasanya terjadi akibat peralihan musim (pancaroba). Hal tersebut membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso meminta kepada warga agar tetap waspada. Peralihan musim kemarau ke musim hujan sebenarnya di Bondowoso sudah mulai terjadi sejak Oktober.

Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan mengatakan, saat peralihan musim kemarau ke musim hujan, biasanya cuaca tidak menentu. Cuaca bisa berubah dalam waktu singkat. Hal yang perlu diwaspadai adalah saat datang hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang. “Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat pergantian musim ini,” ungkapnya, Selasa (2/10).

Dadan menjelaskan, pada awal November pada tanggal 2 hingga tanggal 4, Bondowoso masuk dalam daerah potensi banjir level waspada berdasarkan peringatan dini 3 harian Jawa Timur. “Itu berdasarkan peringatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda. Ibu Gubernur sudah menegaskan bahwa Jatim sedang waspada bencana,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sebagai upaya kewaspadaan, warga diharapkan melakukan tindakan mengurangi dampak bencana (mitigasi). Di antaranya seperti membersihkan saluran air untuk mencegah banjir serta melakukan pemangkasan cabang pada pohon rindang agar tak terjadi pohon tumbang akibat angin kencang. “Harus jaga kebersihan di sekitar agar air tidak meluap dari selokan. Jangan sampai sampah menghambat laju air. Ranting pohon yang lebat juga harus dipangkas,” bebernya.

Sementara, pihaknya mengaku sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, ia juga mengaku berkoordinasi dengan stakeholder terkait lainnya. Termasuk akan meminta bantuan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan jika diperlukan.

“Kami selalu siap siaga. Berkolaborasi dengan stakeholder terkait seperti Polri, TNI, Satpol PP, Batalion, Pramuka, bahkan Basarnas jika memang diperlukan,” terangnya.

Selain itu, Dadan juga menyebutkan daerah yang paling rawan bencana puting beliung di antaranya Kecamatan Botolinggo, Klabang, Wringin, dan Maesan. Sementara, daerah rawan longsor ada di Kecamatan Curahdami, Ijen, dan Klabang. “Cuaca sekarang lagi ekstrem. Masyarakat harus waspada. Apalagi pengguna jalan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Cuaca ekstrem biasanya terjadi akibat peralihan musim (pancaroba). Hal tersebut membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso meminta kepada warga agar tetap waspada. Peralihan musim kemarau ke musim hujan sebenarnya di Bondowoso sudah mulai terjadi sejak Oktober.

Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan mengatakan, saat peralihan musim kemarau ke musim hujan, biasanya cuaca tidak menentu. Cuaca bisa berubah dalam waktu singkat. Hal yang perlu diwaspadai adalah saat datang hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang. “Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat pergantian musim ini,” ungkapnya, Selasa (2/10).

Dadan menjelaskan, pada awal November pada tanggal 2 hingga tanggal 4, Bondowoso masuk dalam daerah potensi banjir level waspada berdasarkan peringatan dini 3 harian Jawa Timur. “Itu berdasarkan peringatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda. Ibu Gubernur sudah menegaskan bahwa Jatim sedang waspada bencana,” terangnya.

Sebagai upaya kewaspadaan, warga diharapkan melakukan tindakan mengurangi dampak bencana (mitigasi). Di antaranya seperti membersihkan saluran air untuk mencegah banjir serta melakukan pemangkasan cabang pada pohon rindang agar tak terjadi pohon tumbang akibat angin kencang. “Harus jaga kebersihan di sekitar agar air tidak meluap dari selokan. Jangan sampai sampah menghambat laju air. Ranting pohon yang lebat juga harus dipangkas,” bebernya.

Sementara, pihaknya mengaku sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, ia juga mengaku berkoordinasi dengan stakeholder terkait lainnya. Termasuk akan meminta bantuan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan jika diperlukan.

“Kami selalu siap siaga. Berkolaborasi dengan stakeholder terkait seperti Polri, TNI, Satpol PP, Batalion, Pramuka, bahkan Basarnas jika memang diperlukan,” terangnya.

Selain itu, Dadan juga menyebutkan daerah yang paling rawan bencana puting beliung di antaranya Kecamatan Botolinggo, Klabang, Wringin, dan Maesan. Sementara, daerah rawan longsor ada di Kecamatan Curahdami, Ijen, dan Klabang. “Cuaca sekarang lagi ekstrem. Masyarakat harus waspada. Apalagi pengguna jalan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Cuaca ekstrem biasanya terjadi akibat peralihan musim (pancaroba). Hal tersebut membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso meminta kepada warga agar tetap waspada. Peralihan musim kemarau ke musim hujan sebenarnya di Bondowoso sudah mulai terjadi sejak Oktober.

Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan mengatakan, saat peralihan musim kemarau ke musim hujan, biasanya cuaca tidak menentu. Cuaca bisa berubah dalam waktu singkat. Hal yang perlu diwaspadai adalah saat datang hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang. “Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat pergantian musim ini,” ungkapnya, Selasa (2/10).

Dadan menjelaskan, pada awal November pada tanggal 2 hingga tanggal 4, Bondowoso masuk dalam daerah potensi banjir level waspada berdasarkan peringatan dini 3 harian Jawa Timur. “Itu berdasarkan peringatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda. Ibu Gubernur sudah menegaskan bahwa Jatim sedang waspada bencana,” terangnya.

Sebagai upaya kewaspadaan, warga diharapkan melakukan tindakan mengurangi dampak bencana (mitigasi). Di antaranya seperti membersihkan saluran air untuk mencegah banjir serta melakukan pemangkasan cabang pada pohon rindang agar tak terjadi pohon tumbang akibat angin kencang. “Harus jaga kebersihan di sekitar agar air tidak meluap dari selokan. Jangan sampai sampah menghambat laju air. Ranting pohon yang lebat juga harus dipangkas,” bebernya.

Sementara, pihaknya mengaku sudah menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, ia juga mengaku berkoordinasi dengan stakeholder terkait lainnya. Termasuk akan meminta bantuan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan jika diperlukan.

“Kami selalu siap siaga. Berkolaborasi dengan stakeholder terkait seperti Polri, TNI, Satpol PP, Batalion, Pramuka, bahkan Basarnas jika memang diperlukan,” terangnya.

Selain itu, Dadan juga menyebutkan daerah yang paling rawan bencana puting beliung di antaranya Kecamatan Botolinggo, Klabang, Wringin, dan Maesan. Sementara, daerah rawan longsor ada di Kecamatan Curahdami, Ijen, dan Klabang. “Cuaca sekarang lagi ekstrem. Masyarakat harus waspada. Apalagi pengguna jalan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca