30.5 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Jangan Berharap Reaktivasi Jalur KA Kalisat – Panarukan

Maksimalkan Museum KA Bondowoso

Mobile_AP_Rectangle 1

DABASAH, Radar Ijen – Museum Kereta Api Indonesia di Bondowoso alami perbaikan. Renovasi dilakukan untuk tetap melakukan perawatan dan perbaikan ruang-ruang di museum. Perbaikan dilakukan karena adanya instruksi dari pusat. Namun, perbaikan itu dilakukan bukan untuk reaktivasi jalur perkeretaapian.

BACA JUGA : AKBP Arif Rahman Mantan Kapolres Jember jadi Tersangka Kasus Sambo

Kepala Stasiun Bondowoso, Sugeng Adi Wiyono mengungkapkan, perbaikan beberapa ruangan dilakukan karena adanya instruksi dari pusat. Bahkan, plan masternya juga langsung ditentukan oleh pusat. Ia menyatakan, perbaikan itu hanya sebatas perawatan saja. Bukan wacana untuk reaktivasi kembali jalur perkeretaapian yang sebelumnya melintas di Bondowoso hingga Panarukan, Situbondo. “Kalau untuk reaktivasinya, itu menjadi wewenang Irjen Perkeretaapian Pusat,”  terangnya saat dikonfirmasi oleh Jawa Pos Radar Ijen, kemarin.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sugeng mengakui, butuh proses yang panjang serta anggaran yang tidak sedikit untuk mengaktifkan kembali jalur Jember – Panarukan tersebut. Pasalnya, menurutnya sudah banyak kerusakan pada fasilitas dan perlengkapan kereta api. Seperti jalur rel yang sudah tertimbun tanah dan jumlah stasiun di wilayah Bondowoso mengalami kerusakan. “Bahkan, ada banyak bantalan rel yang sudah hilang,” ungkapnya.

Selain itu, jalur lintasan kereta api di wilayah perkotaan yang sedikit banyak ditempati gedung-gedung. Mulai dari Usaha Mikro Kecil Menengah serta gedung hunian masyarakat. Hal itu juga menjadi perhatian yang serius jika jalur KA Kalisat-Panarukan ini diaktifkan kembali. “Kan banyak yang sudah ditempati bangunan oleh masyarakat, ” urainya.

Sugeng mengatakan, tanah yang menjadi hak milik PT Kereta Api Indonesia itu bisa diambil alih kembali saat diperlukan. Yakni, jika Irjen Perkeretaapian Pusat menghendaki untuk mengaktifkan kembali jalur tersebut. Dirinya mengaku, tanah milik PT KAI yang dipakai warga juga dengan dengan perjanjian. “Tanah milik KAI di Bondowoso ini sangat luas. Meski sekarang dibangun gedung, suatu saat akan diambil alih lagi kalau direaktivasi,” urainya.

Sugeng menambahkan, jika Jalur Kereta Api Kalisat-Panarukan ini sudah tidak ada harapan untuk diaktifkan, maka dirinya berharap Museum menjadi fasilitas umum untuk berbagai kegiatan. Baik masyarakat, pelajar, atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sehingga, suasana di museum Kereta api tetap hidup. “Beberapa waktu ini sering menjadi tempat kegiatan anak sekolah yang diadakan oleh beberapa dinas,” katanya.

Selain itu, dirinya juga berharap, agar Stasiun Kereta Api Bondowoso dimanfaatkan untuk tempat UMKM yang menjadi khas Daerah Bondowoso. Mulai dari Kopi, Tape, Batik dan Tahu, hingga produk khas lainnya. Menurutnya, hal itu juga menjadi bagian untuk menarik minat masyarakat untuk mengenal warisan sejarah yang ada di Museum KAI Bondowoso. “Saya berharap, di museum Stasiun ini juga menjadi tempat penjualan produk UMKM yang menjadi khas Daerah Bondowoso,” pungkasnya. (aln/dwi)

 

- Advertisement -

DABASAH, Radar Ijen – Museum Kereta Api Indonesia di Bondowoso alami perbaikan. Renovasi dilakukan untuk tetap melakukan perawatan dan perbaikan ruang-ruang di museum. Perbaikan dilakukan karena adanya instruksi dari pusat. Namun, perbaikan itu dilakukan bukan untuk reaktivasi jalur perkeretaapian.

BACA JUGA : AKBP Arif Rahman Mantan Kapolres Jember jadi Tersangka Kasus Sambo

Kepala Stasiun Bondowoso, Sugeng Adi Wiyono mengungkapkan, perbaikan beberapa ruangan dilakukan karena adanya instruksi dari pusat. Bahkan, plan masternya juga langsung ditentukan oleh pusat. Ia menyatakan, perbaikan itu hanya sebatas perawatan saja. Bukan wacana untuk reaktivasi kembali jalur perkeretaapian yang sebelumnya melintas di Bondowoso hingga Panarukan, Situbondo. “Kalau untuk reaktivasinya, itu menjadi wewenang Irjen Perkeretaapian Pusat,”  terangnya saat dikonfirmasi oleh Jawa Pos Radar Ijen, kemarin.

Sugeng mengakui, butuh proses yang panjang serta anggaran yang tidak sedikit untuk mengaktifkan kembali jalur Jember – Panarukan tersebut. Pasalnya, menurutnya sudah banyak kerusakan pada fasilitas dan perlengkapan kereta api. Seperti jalur rel yang sudah tertimbun tanah dan jumlah stasiun di wilayah Bondowoso mengalami kerusakan. “Bahkan, ada banyak bantalan rel yang sudah hilang,” ungkapnya.

Selain itu, jalur lintasan kereta api di wilayah perkotaan yang sedikit banyak ditempati gedung-gedung. Mulai dari Usaha Mikro Kecil Menengah serta gedung hunian masyarakat. Hal itu juga menjadi perhatian yang serius jika jalur KA Kalisat-Panarukan ini diaktifkan kembali. “Kan banyak yang sudah ditempati bangunan oleh masyarakat, ” urainya.

Sugeng mengatakan, tanah yang menjadi hak milik PT Kereta Api Indonesia itu bisa diambil alih kembali saat diperlukan. Yakni, jika Irjen Perkeretaapian Pusat menghendaki untuk mengaktifkan kembali jalur tersebut. Dirinya mengaku, tanah milik PT KAI yang dipakai warga juga dengan dengan perjanjian. “Tanah milik KAI di Bondowoso ini sangat luas. Meski sekarang dibangun gedung, suatu saat akan diambil alih lagi kalau direaktivasi,” urainya.

Sugeng menambahkan, jika Jalur Kereta Api Kalisat-Panarukan ini sudah tidak ada harapan untuk diaktifkan, maka dirinya berharap Museum menjadi fasilitas umum untuk berbagai kegiatan. Baik masyarakat, pelajar, atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sehingga, suasana di museum Kereta api tetap hidup. “Beberapa waktu ini sering menjadi tempat kegiatan anak sekolah yang diadakan oleh beberapa dinas,” katanya.

Selain itu, dirinya juga berharap, agar Stasiun Kereta Api Bondowoso dimanfaatkan untuk tempat UMKM yang menjadi khas Daerah Bondowoso. Mulai dari Kopi, Tape, Batik dan Tahu, hingga produk khas lainnya. Menurutnya, hal itu juga menjadi bagian untuk menarik minat masyarakat untuk mengenal warisan sejarah yang ada di Museum KAI Bondowoso. “Saya berharap, di museum Stasiun ini juga menjadi tempat penjualan produk UMKM yang menjadi khas Daerah Bondowoso,” pungkasnya. (aln/dwi)

 

DABASAH, Radar Ijen – Museum Kereta Api Indonesia di Bondowoso alami perbaikan. Renovasi dilakukan untuk tetap melakukan perawatan dan perbaikan ruang-ruang di museum. Perbaikan dilakukan karena adanya instruksi dari pusat. Namun, perbaikan itu dilakukan bukan untuk reaktivasi jalur perkeretaapian.

BACA JUGA : AKBP Arif Rahman Mantan Kapolres Jember jadi Tersangka Kasus Sambo

Kepala Stasiun Bondowoso, Sugeng Adi Wiyono mengungkapkan, perbaikan beberapa ruangan dilakukan karena adanya instruksi dari pusat. Bahkan, plan masternya juga langsung ditentukan oleh pusat. Ia menyatakan, perbaikan itu hanya sebatas perawatan saja. Bukan wacana untuk reaktivasi kembali jalur perkeretaapian yang sebelumnya melintas di Bondowoso hingga Panarukan, Situbondo. “Kalau untuk reaktivasinya, itu menjadi wewenang Irjen Perkeretaapian Pusat,”  terangnya saat dikonfirmasi oleh Jawa Pos Radar Ijen, kemarin.

Sugeng mengakui, butuh proses yang panjang serta anggaran yang tidak sedikit untuk mengaktifkan kembali jalur Jember – Panarukan tersebut. Pasalnya, menurutnya sudah banyak kerusakan pada fasilitas dan perlengkapan kereta api. Seperti jalur rel yang sudah tertimbun tanah dan jumlah stasiun di wilayah Bondowoso mengalami kerusakan. “Bahkan, ada banyak bantalan rel yang sudah hilang,” ungkapnya.

Selain itu, jalur lintasan kereta api di wilayah perkotaan yang sedikit banyak ditempati gedung-gedung. Mulai dari Usaha Mikro Kecil Menengah serta gedung hunian masyarakat. Hal itu juga menjadi perhatian yang serius jika jalur KA Kalisat-Panarukan ini diaktifkan kembali. “Kan banyak yang sudah ditempati bangunan oleh masyarakat, ” urainya.

Sugeng mengatakan, tanah yang menjadi hak milik PT Kereta Api Indonesia itu bisa diambil alih kembali saat diperlukan. Yakni, jika Irjen Perkeretaapian Pusat menghendaki untuk mengaktifkan kembali jalur tersebut. Dirinya mengaku, tanah milik PT KAI yang dipakai warga juga dengan dengan perjanjian. “Tanah milik KAI di Bondowoso ini sangat luas. Meski sekarang dibangun gedung, suatu saat akan diambil alih lagi kalau direaktivasi,” urainya.

Sugeng menambahkan, jika Jalur Kereta Api Kalisat-Panarukan ini sudah tidak ada harapan untuk diaktifkan, maka dirinya berharap Museum menjadi fasilitas umum untuk berbagai kegiatan. Baik masyarakat, pelajar, atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sehingga, suasana di museum Kereta api tetap hidup. “Beberapa waktu ini sering menjadi tempat kegiatan anak sekolah yang diadakan oleh beberapa dinas,” katanya.

Selain itu, dirinya juga berharap, agar Stasiun Kereta Api Bondowoso dimanfaatkan untuk tempat UMKM yang menjadi khas Daerah Bondowoso. Mulai dari Kopi, Tape, Batik dan Tahu, hingga produk khas lainnya. Menurutnya, hal itu juga menjadi bagian untuk menarik minat masyarakat untuk mengenal warisan sejarah yang ada di Museum KAI Bondowoso. “Saya berharap, di museum Stasiun ini juga menjadi tempat penjualan produk UMKM yang menjadi khas Daerah Bondowoso,” pungkasnya. (aln/dwi)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca