DABASAH, RADARJEMBER.ID – Selama tahun 2021 kemarin nyaris tak ada kegiatan Festival Kopi Bondowoso. Alasannya tetap sama, yakni karena faktor pandemi. Sehingga tidak bisa mengumpulkan banyak orang. Selain itu, faktor minimnya APBD Bondowoso untuk kopi menjadi faktor penting. Padahal branding Bondowoso Republik Kopi (BRK) sudah melekat.
Sayangnya, dua atau tiga tahun terakhir Bondowoso terkesan tak lagi serius mempromosikan produk kopinya. Ketika disinggung tidak ada festival kopi yang digelar selama tahun 2021 kemarin, Pj Sekretaris Daerah Bondowoso Soekaryo menanggapi dengan setengah hati.
“Ini leading sector-nya ada di Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag, Red). Sehingga kopi dari masyarakat seharusnya juga sudah evaluasi beberapa produknya. Dipasarkan ke mana saja, sehingga BRK itu juga tak pudar,” ujar Soekaryo.
Soekaryo menambahkan, tahun ini pihaknya akan mendata kembali berapa produksi kopi dari para petani. “Kami akan mendata kembali berapa banyak produksi kopi. Lalu, bagaimana caranya mengembangkannya,” imbuh dia.
Disinggung mengenai festival, dia menyebut, kegiatan itu sejatinya dapat dilakukan, namun sulit dipastikan. “Tapi, mengingat kondisi keuangan anggaran kita, dan juga masih dalam kondisi pandemi,” ucapnya.
Festival BRK sebelumnya menjadi salah satu agenda rutin Pemkab Bondowoso. Sayangnya, dua tahun terakhir festival tersebut macet. Bahkan, untuk festival secara daring pun Pemkab Bondowoso belum bisa menjalankan. Soekaryo mengakui bahwa anggaran untuk kegiatan sekelas festival kopi sangat minim. (bud/c2/lin)
Reporter : M. Ainul Budi
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti
Fotografer : SUYITNO FOR RADAR IJEN