30.5 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Penambang Kawah Ijen Keluhkan Harga Belerang

Mobile_AP_Rectangle 1

Hal serupa juga dirasakan oleh Mulyadi, penambang belerang lainnya di Kawah Ijen. Menurutnya, proses menambang di wisata internasional itu cukup membahayakan. Setiap hari dia menembus asap beracun yang terkandung di dasar kawah tersebut. Tanpa alat pelindung apa pun. Hanya menggunakan penutup mulut dari kain biasa. “Berbahaya, Mas, sebab kami tidak tahu waktu asap beracun itu munculnya kapan. Tidak menentu. Kami hanya memakai tutup mulut biasa,” timpalnya.

Sebagai tambahan penghasilan, dia juga menjualnya kepada para wisatawan yang berkunjung. Dia menyulap belerang tersebut menjadi bentuk yang menarik. Seperti gantungan kunci, pin, dan lainnya. “Satuannya ini saya jual Rp 10 ribu, untuk gantungan kunci, saya tawarkan ke para wisatawan. Barang kali ada yang minat,” pungkasnya.

Sementara itu, di Kawah Ijen terdapat ratusan penambang belerang setiap harinya. Mereka rata-rata berasal dari Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. (mun/c2/bud)

- Advertisement -

Hal serupa juga dirasakan oleh Mulyadi, penambang belerang lainnya di Kawah Ijen. Menurutnya, proses menambang di wisata internasional itu cukup membahayakan. Setiap hari dia menembus asap beracun yang terkandung di dasar kawah tersebut. Tanpa alat pelindung apa pun. Hanya menggunakan penutup mulut dari kain biasa. “Berbahaya, Mas, sebab kami tidak tahu waktu asap beracun itu munculnya kapan. Tidak menentu. Kami hanya memakai tutup mulut biasa,” timpalnya.

Sebagai tambahan penghasilan, dia juga menjualnya kepada para wisatawan yang berkunjung. Dia menyulap belerang tersebut menjadi bentuk yang menarik. Seperti gantungan kunci, pin, dan lainnya. “Satuannya ini saya jual Rp 10 ribu, untuk gantungan kunci, saya tawarkan ke para wisatawan. Barang kali ada yang minat,” pungkasnya.

Sementara itu, di Kawah Ijen terdapat ratusan penambang belerang setiap harinya. Mereka rata-rata berasal dari Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. (mun/c2/bud)

Hal serupa juga dirasakan oleh Mulyadi, penambang belerang lainnya di Kawah Ijen. Menurutnya, proses menambang di wisata internasional itu cukup membahayakan. Setiap hari dia menembus asap beracun yang terkandung di dasar kawah tersebut. Tanpa alat pelindung apa pun. Hanya menggunakan penutup mulut dari kain biasa. “Berbahaya, Mas, sebab kami tidak tahu waktu asap beracun itu munculnya kapan. Tidak menentu. Kami hanya memakai tutup mulut biasa,” timpalnya.

Sebagai tambahan penghasilan, dia juga menjualnya kepada para wisatawan yang berkunjung. Dia menyulap belerang tersebut menjadi bentuk yang menarik. Seperti gantungan kunci, pin, dan lainnya. “Satuannya ini saya jual Rp 10 ribu, untuk gantungan kunci, saya tawarkan ke para wisatawan. Barang kali ada yang minat,” pungkasnya.

Sementara itu, di Kawah Ijen terdapat ratusan penambang belerang setiap harinya. Mereka rata-rata berasal dari Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. (mun/c2/bud)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca