23.4 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Ajak Anak Muda Rajin ke Perpustakaan

Mobile_AP_Rectangle 1

DABASAH, Radar Ijen – Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Selain itu, juga mempunyai peran penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan bagi para pemustaka.

Di Bondowoso pun mulai bermunculan pegiat literasi. Mereka melakukan berbagai cara untuk mengajak anak muda agar gemar membaca. Mulai dari menulis buku, memberi pelatihan penulisan, hingga mendirikan taman baca mini secara swadaya.

Nah, dari inisiasi ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bondowoso mengapresiasi para pegiat literasi lokal. Yakni dengan memberikan piagam penghargaan kepada mereka.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kepala Dinas Perpustakaan Bondowoso Alun Taufana menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi cara pegiat itu untuk memberikan semangat gemar membaca di Bondowoso. “Karena sebenarnya mereka ada sebelum Bondowoso mencanangkan program Gerakan Literasi Daerah (Gelida). Adanya pegiat ini makin menggelorakan semangat membaca dan melahirkan pegiat literasi baru,” ujarnya.

Para pegiat tersebut didominasi oleh guru-guru SD, SMP, hingga SMA. Namun, tak hanya berlatar belakang guru, ada juga dari Fatayat NU, Yayasan Cinta Baca Indonesia Cabang Bondowoso, hingga pendiri Kampung Dongeng. “Kami ingin beri apresiasi semua dan ingin membentuk gerakan gemar membaca,” imbuh Alun.

Selain itu, Dinas Perpustakaan juga berbenah dalam hal sarana dan prasarana. Menurut Alun, kini fasilitas di perpustakaan daerah sedikit demi sedikit terus dibenahi. Beberapa ruangan pun disulap menjadi ruangan yang nyaman untuk membaca. “Kami juga akan sediakan ruangan untuk para mahasiswa yang ingin mengerjakan skripsi. Juga didukung dengan buku yang jadi bahan referensi mereka,” lanjutnya.

Kini, taman baca mini indoor untuk anak-anak pun sudah bisa dipakai. Tak jarang, beberapa orang tua dan siswa SMP pun mampir. Dilengkapi dengan matras yang bersih, pendingin ruangan, hingga buku yang sudah tertata, membuat pengunjung mulai betah. “Kami terus berupaya berinovasi. Agar perpustakaan ini bisa dimanfaatkan masyarakat serta siswa yang ingin mencari referensi buku,” bebernya.

Alun juga berharap para pegiat literasi nantinya dapat terus membuat karya dan menggeliatkan gerakan membaca lebih semarak di Bondowoso. “Semoga para pegiat literasi terus bersemangat untuk meningkatkan inovasi dan kolaborasi dalam kegiatan literasi kepada masyarakat secara masif dan secara struktural di Kabupaten Bondowoso,” ungkapnya. (bud/c2/lin)

- Advertisement -

DABASAH, Radar Ijen – Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Selain itu, juga mempunyai peran penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan bagi para pemustaka.

Di Bondowoso pun mulai bermunculan pegiat literasi. Mereka melakukan berbagai cara untuk mengajak anak muda agar gemar membaca. Mulai dari menulis buku, memberi pelatihan penulisan, hingga mendirikan taman baca mini secara swadaya.

Nah, dari inisiasi ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bondowoso mengapresiasi para pegiat literasi lokal. Yakni dengan memberikan piagam penghargaan kepada mereka.

Kepala Dinas Perpustakaan Bondowoso Alun Taufana menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi cara pegiat itu untuk memberikan semangat gemar membaca di Bondowoso. “Karena sebenarnya mereka ada sebelum Bondowoso mencanangkan program Gerakan Literasi Daerah (Gelida). Adanya pegiat ini makin menggelorakan semangat membaca dan melahirkan pegiat literasi baru,” ujarnya.

Para pegiat tersebut didominasi oleh guru-guru SD, SMP, hingga SMA. Namun, tak hanya berlatar belakang guru, ada juga dari Fatayat NU, Yayasan Cinta Baca Indonesia Cabang Bondowoso, hingga pendiri Kampung Dongeng. “Kami ingin beri apresiasi semua dan ingin membentuk gerakan gemar membaca,” imbuh Alun.

Selain itu, Dinas Perpustakaan juga berbenah dalam hal sarana dan prasarana. Menurut Alun, kini fasilitas di perpustakaan daerah sedikit demi sedikit terus dibenahi. Beberapa ruangan pun disulap menjadi ruangan yang nyaman untuk membaca. “Kami juga akan sediakan ruangan untuk para mahasiswa yang ingin mengerjakan skripsi. Juga didukung dengan buku yang jadi bahan referensi mereka,” lanjutnya.

Kini, taman baca mini indoor untuk anak-anak pun sudah bisa dipakai. Tak jarang, beberapa orang tua dan siswa SMP pun mampir. Dilengkapi dengan matras yang bersih, pendingin ruangan, hingga buku yang sudah tertata, membuat pengunjung mulai betah. “Kami terus berupaya berinovasi. Agar perpustakaan ini bisa dimanfaatkan masyarakat serta siswa yang ingin mencari referensi buku,” bebernya.

Alun juga berharap para pegiat literasi nantinya dapat terus membuat karya dan menggeliatkan gerakan membaca lebih semarak di Bondowoso. “Semoga para pegiat literasi terus bersemangat untuk meningkatkan inovasi dan kolaborasi dalam kegiatan literasi kepada masyarakat secara masif dan secara struktural di Kabupaten Bondowoso,” ungkapnya. (bud/c2/lin)

DABASAH, Radar Ijen – Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Selain itu, juga mempunyai peran penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan bagi para pemustaka.

Di Bondowoso pun mulai bermunculan pegiat literasi. Mereka melakukan berbagai cara untuk mengajak anak muda agar gemar membaca. Mulai dari menulis buku, memberi pelatihan penulisan, hingga mendirikan taman baca mini secara swadaya.

Nah, dari inisiasi ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bondowoso mengapresiasi para pegiat literasi lokal. Yakni dengan memberikan piagam penghargaan kepada mereka.

Kepala Dinas Perpustakaan Bondowoso Alun Taufana menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi cara pegiat itu untuk memberikan semangat gemar membaca di Bondowoso. “Karena sebenarnya mereka ada sebelum Bondowoso mencanangkan program Gerakan Literasi Daerah (Gelida). Adanya pegiat ini makin menggelorakan semangat membaca dan melahirkan pegiat literasi baru,” ujarnya.

Para pegiat tersebut didominasi oleh guru-guru SD, SMP, hingga SMA. Namun, tak hanya berlatar belakang guru, ada juga dari Fatayat NU, Yayasan Cinta Baca Indonesia Cabang Bondowoso, hingga pendiri Kampung Dongeng. “Kami ingin beri apresiasi semua dan ingin membentuk gerakan gemar membaca,” imbuh Alun.

Selain itu, Dinas Perpustakaan juga berbenah dalam hal sarana dan prasarana. Menurut Alun, kini fasilitas di perpustakaan daerah sedikit demi sedikit terus dibenahi. Beberapa ruangan pun disulap menjadi ruangan yang nyaman untuk membaca. “Kami juga akan sediakan ruangan untuk para mahasiswa yang ingin mengerjakan skripsi. Juga didukung dengan buku yang jadi bahan referensi mereka,” lanjutnya.

Kini, taman baca mini indoor untuk anak-anak pun sudah bisa dipakai. Tak jarang, beberapa orang tua dan siswa SMP pun mampir. Dilengkapi dengan matras yang bersih, pendingin ruangan, hingga buku yang sudah tertata, membuat pengunjung mulai betah. “Kami terus berupaya berinovasi. Agar perpustakaan ini bisa dimanfaatkan masyarakat serta siswa yang ingin mencari referensi buku,” bebernya.

Alun juga berharap para pegiat literasi nantinya dapat terus membuat karya dan menggeliatkan gerakan membaca lebih semarak di Bondowoso. “Semoga para pegiat literasi terus bersemangat untuk meningkatkan inovasi dan kolaborasi dalam kegiatan literasi kepada masyarakat secara masif dan secara struktural di Kabupaten Bondowoso,” ungkapnya. (bud/c2/lin)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca