30.4 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Sekda: Marah Adalah Bentuk Cinta

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Ihwal pengunduran diri Kepala BKD Bondowoso, Sekda Syaifullah belum mengetahuinya. Karenanya ketika ditanya wartawan, pihaknya tidak bisa menjawab. Hanya saja, saat ini pihaknya fokus bekerja keras untuk membangun Bondowoso.

Hanya saja, ketika seorang pejabat mau mengundurkan diri, tentu semua itu ada prosedurnya. Misalnya karena sakit atau hal lainnya. Semuanya ada aturannya. Sebab PNS itu dibungkus dengan aturan. “Tidak bisa dijawab dengan logika, semua ada aturannya. Kecuali diatas meja saya pengunduran diri baru saya bisa menyikapi,” jelasnya.

Sekda Syaifullah usai pelantikan sempat bercerita ketika pihaknya marah. Menurutnya marah itu merupakan hal wajar ketika ada yang tidak sesuai. Luapan marah itu merupakan bentuk cintanya. Justru ketika tidak ada teguran dan hanya diam saja, maka tidak menunjukkan rasa cinta. “Memang saya sempat marah, hal itu sebagai bentuk cinta saya untuk membangun Bondowoso,” tegasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tentang rencana pengunduran diri Kepala BKD, belum ada komunikasi sama sekali dengannnya. Usai dilantik, pihaknya fokus menjalankan perintah bupati untuk bekerja keras melayani masyarakat.

Hal pertama yang ia lakukan sebagai sekda adalah menampung keluhan masyarakat. kebetulan ada tokoh masyarakat yang mengeluhkan adanya daerah yang tanaman padinya rusak semua. Hal itu membuatnya ingin menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanian. “Saya langsung ambil sikap, saya akan ke Dinas Pertanian. Ketika ada keluhan masyarakat, saya tidak akan menunggu. Hari ini bisa ditindaklanjuti, langsung saya tindaklanjuti,” jelasnya.

Mengenai adanya ancaman darinya kepada BKD, Sekda Syaifullah menerangkan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Syaiful bercerita jika dirinya adalah anak guru SD. Yang mulai kecil  mendapat didikan yang mengedepankan akhlakul karimah. “Adakah karakter membunuh di wajah saya?,” ujarnya.

Syaiful menambahkan, mengenai pengunduran diri, pihaknya tidak bisa menghalangi. Karena itu menjadi hak setiap orang. Namun semua ada mekanismenya. Hanya saja, persoalannya dengan Kepala BKD Alun Taufana, menurutnya sudah berakhir. Bahkan pihaknya menegaskan usai marah, sempat memeluk Pak Alun dan juga Sulis, salah seorang Kasi di BKD. “Saya peluk mereka itu. Pak Alun selesai persoalan, Sulis saya pegang,” pungkasnya.

- Advertisement -

BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Ihwal pengunduran diri Kepala BKD Bondowoso, Sekda Syaifullah belum mengetahuinya. Karenanya ketika ditanya wartawan, pihaknya tidak bisa menjawab. Hanya saja, saat ini pihaknya fokus bekerja keras untuk membangun Bondowoso.

Hanya saja, ketika seorang pejabat mau mengundurkan diri, tentu semua itu ada prosedurnya. Misalnya karena sakit atau hal lainnya. Semuanya ada aturannya. Sebab PNS itu dibungkus dengan aturan. “Tidak bisa dijawab dengan logika, semua ada aturannya. Kecuali diatas meja saya pengunduran diri baru saya bisa menyikapi,” jelasnya.

Sekda Syaifullah usai pelantikan sempat bercerita ketika pihaknya marah. Menurutnya marah itu merupakan hal wajar ketika ada yang tidak sesuai. Luapan marah itu merupakan bentuk cintanya. Justru ketika tidak ada teguran dan hanya diam saja, maka tidak menunjukkan rasa cinta. “Memang saya sempat marah, hal itu sebagai bentuk cinta saya untuk membangun Bondowoso,” tegasnya.

Tentang rencana pengunduran diri Kepala BKD, belum ada komunikasi sama sekali dengannnya. Usai dilantik, pihaknya fokus menjalankan perintah bupati untuk bekerja keras melayani masyarakat.

Hal pertama yang ia lakukan sebagai sekda adalah menampung keluhan masyarakat. kebetulan ada tokoh masyarakat yang mengeluhkan adanya daerah yang tanaman padinya rusak semua. Hal itu membuatnya ingin menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanian. “Saya langsung ambil sikap, saya akan ke Dinas Pertanian. Ketika ada keluhan masyarakat, saya tidak akan menunggu. Hari ini bisa ditindaklanjuti, langsung saya tindaklanjuti,” jelasnya.

Mengenai adanya ancaman darinya kepada BKD, Sekda Syaifullah menerangkan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Syaiful bercerita jika dirinya adalah anak guru SD. Yang mulai kecil  mendapat didikan yang mengedepankan akhlakul karimah. “Adakah karakter membunuh di wajah saya?,” ujarnya.

Syaiful menambahkan, mengenai pengunduran diri, pihaknya tidak bisa menghalangi. Karena itu menjadi hak setiap orang. Namun semua ada mekanismenya. Hanya saja, persoalannya dengan Kepala BKD Alun Taufana, menurutnya sudah berakhir. Bahkan pihaknya menegaskan usai marah, sempat memeluk Pak Alun dan juga Sulis, salah seorang Kasi di BKD. “Saya peluk mereka itu. Pak Alun selesai persoalan, Sulis saya pegang,” pungkasnya.

BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Ihwal pengunduran diri Kepala BKD Bondowoso, Sekda Syaifullah belum mengetahuinya. Karenanya ketika ditanya wartawan, pihaknya tidak bisa menjawab. Hanya saja, saat ini pihaknya fokus bekerja keras untuk membangun Bondowoso.

Hanya saja, ketika seorang pejabat mau mengundurkan diri, tentu semua itu ada prosedurnya. Misalnya karena sakit atau hal lainnya. Semuanya ada aturannya. Sebab PNS itu dibungkus dengan aturan. “Tidak bisa dijawab dengan logika, semua ada aturannya. Kecuali diatas meja saya pengunduran diri baru saya bisa menyikapi,” jelasnya.

Sekda Syaifullah usai pelantikan sempat bercerita ketika pihaknya marah. Menurutnya marah itu merupakan hal wajar ketika ada yang tidak sesuai. Luapan marah itu merupakan bentuk cintanya. Justru ketika tidak ada teguran dan hanya diam saja, maka tidak menunjukkan rasa cinta. “Memang saya sempat marah, hal itu sebagai bentuk cinta saya untuk membangun Bondowoso,” tegasnya.

Tentang rencana pengunduran diri Kepala BKD, belum ada komunikasi sama sekali dengannnya. Usai dilantik, pihaknya fokus menjalankan perintah bupati untuk bekerja keras melayani masyarakat.

Hal pertama yang ia lakukan sebagai sekda adalah menampung keluhan masyarakat. kebetulan ada tokoh masyarakat yang mengeluhkan adanya daerah yang tanaman padinya rusak semua. Hal itu membuatnya ingin menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanian. “Saya langsung ambil sikap, saya akan ke Dinas Pertanian. Ketika ada keluhan masyarakat, saya tidak akan menunggu. Hari ini bisa ditindaklanjuti, langsung saya tindaklanjuti,” jelasnya.

Mengenai adanya ancaman darinya kepada BKD, Sekda Syaifullah menerangkan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Syaiful bercerita jika dirinya adalah anak guru SD. Yang mulai kecil  mendapat didikan yang mengedepankan akhlakul karimah. “Adakah karakter membunuh di wajah saya?,” ujarnya.

Syaiful menambahkan, mengenai pengunduran diri, pihaknya tidak bisa menghalangi. Karena itu menjadi hak setiap orang. Namun semua ada mekanismenya. Hanya saja, persoalannya dengan Kepala BKD Alun Taufana, menurutnya sudah berakhir. Bahkan pihaknya menegaskan usai marah, sempat memeluk Pak Alun dan juga Sulis, salah seorang Kasi di BKD. “Saya peluk mereka itu. Pak Alun selesai persoalan, Sulis saya pegang,” pungkasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca