BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Ada hal yang mengejutkan kemarin (31/7). Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bondowoso mengajukan pemunduran diri. Surat itu diajukan langsung ke Bupati Salwa Arifin. Usut punya usut, pengajuan undur diri dari jabatan Kepala BKD itu, berkaitan dengan perihal sebelum pelantikan.
Kepala BKD Alun Taufana Sulistyadi menyampaikan surat pengajuan itu ke Bupati Salwa Arifin. Hal yang mengharukan, sekitar 30 pegawai BKD ikut mengantarkan. Mereka selanjutnya membuat pengumuman jika gerakan itu adalah aksi solidaritas. Mengenai pelayanan, seluruh pegawai melakukan penambahan jam pelayanan. “Kami ikut sebagai bentuk kepedulian. Kami yakin pimpinan kami sudah bekerja sesuai prosedur bersama kami. Karenanya kami turut serta mengantarkan,” ujar salah seorang pegawai di Wisma Wakul Bupati.
Usai menyerahkan surat permohonan undur diri ke Pendapa Bupati, Kepala BKD bersilaturrahmi ke Wakil Bupati Irwan Bachtiar. Niat kedatangannya untuk pamitan. Kepala BKD bersama rombongan staf bertemu Wakil Bupati Irwan Bachtiar setelah menunggu beberapa lama. Sebab saat itu, wakil bupati ada agenda ke MTs Negeri 2 Bondowoso.
Dalam perbincangannya, Alun menegaskan maksud undur dirinya karena sudah merasa tidak nyaman. Khususnya saat proses pelantikan. Pihaknya merasa tidak nyaman karena sempat mendapat ancaman. Padahal, pihaknya selaku bawahan bupati, melakukan segala tindakan atas perintah bupati. “Awalnya saya tidak mempermasalahkan. Katanya sudah selesai. Namun saat apel, (Sekda Syaifullah, Red) masih diulang-ulang bahwa BKD menghambat,” ujar Alun kepada Wakil Bupati.
Karenanya pihaknya merasa, rejeki tidak hanya menjadi seorang Kepala BKD. Pihaknya sangat tersinggung. Sebab sudah merasa melaksanakan tugas Bupati Bondowoso selaku pimpinan daerah, masih saja dianggap salah. Daripada tidak enak bekerja, lebih baik mengundurkan diri saja.
Ihwal pengunduran diri ini, Bupati Salwa Arifin sempat menolaknya. Namun surat pengunduran diri tetap ditaruh di meja bupati. Sedangkan Wakil Bupati Irwan Bachtiar menegaskan pihaknya sangat prihatin. Pihaknya sangat menolak ketika ada yang mundur. “Saya akan membela mati-matian. Sebenarnya saya bisa lebih keras lagi. Namun saya tidak mau melakukan itu, saya ingin membangun Bondowoso,” tegasnya.
Irwan menegaskan jika bakal tidak ada ancaman lagi nantinya. Pihaknya sendiri yang menjamin dan akan melindungi Kepala BKD dan seluruh staftnya. Mengenai kekompakan seluruh staf BKD, Irwan menyampaikan apresiasi. Sebab hal itu merupakan bentuk solidariras. Sebuah organisasi harus merasa satu tubuh. Ketika tangan merasa sakit, maka bagian lainnya ikut merasa sakit juga.
Jaminan Irwan itu diutarakan dengan menjelaskan jika Sekda itu hanya menjalankan visi dan misi bupati dan wakil bupati. Bukan menjadi bupati atau wakil bupati tandingan. Karenanya dalam permasalahan ini pihaknya sebagai wakil bupati siap menjadi benteng.
Hanya saja, Alun Taufana sepertinya memaksakan diri. Sebab jika bupati tidak mengabulkan permohonan undur diri dari jabatan Kepala BKD Bondowoso, pihaknya akan mengajukan pensiun dini. Namun yang jelas, bupati dan wakil bupati tidak ingin Alun Taufana undur diri. Sebab kiprahnya masih sangat dibutuhkan.